MENJADI
PEMBAWA ACARA YANG BAIK
I.
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang agaknya juga mempengaruhi
kebutuhan hidup sehari-hari menjadi semakin meningkat. Pengetahuan dan
ketrampilan semakin dicari. Dan salah
satunya dari sekian banyak ketrampilan yang kini banyak dikaji adalah “Bagaimana Menjadi Pembawa
Acara yang Baik”.
Tampil dan bicara didepan
umum sebagai pembawa acara, pada hakikatnya adalah merupakan perpaduan antara
SENI dan PENGETAHUAN / KETRAMPILAN.
Seni adalah merupakan
sesuatu yang tidak dapat di pelajari, kalau ada yang mengatakan “Saya sedang belajar ilmu lukis”, sebenarnya
yang dimaksud oleh orang tersebut adalah bahwa dirinya sedang mempelajari
tehnik-tehnik ketrampilan/pengetahuan melukis,oleh karena itu yang akan kita
pelajari bukanya “SENI” tampil dan
berbicara sebagai pembawa acara, melaikan pengetahuan/ketrampila tehnik-tehnik
tampil danberbicara di depan umum sebagai pembawa acara.
Siapa saja dapat menjadi
pembawa acara, tetapi untuk menjadi pembawa acara yang baik, dituntut untuk
mengetahui beberapa hal, dan diperlukan persyaratan - persyaratan tertentu.
II. PENGERTIAN ISTILAH
Istilah Pembawa Acara ( PA )
merupakan terjemahan bebas dari istilah “Master of Ceremony” ( MC ). Disamping
itu ada pula yang menyebut dengan istilah pemgarah acara, penyiar dan lain
sebagainya.
Adapun sesuatu yang salah
tetapi kaprah ( umum ) ialah pemakaian istilah “PROTOKOL” untuk menyebutkan
pembawa acara, pembawa acara adalah sebagaian dari tugas-tugas protokol.
Sedangkan protokol itu sendiri mempunyai tugas dan wewenang yang amat luas,
yang meliputi antara lain etika menerimaan tamu, pengeturan ruan acara,
pensunan acara,pembawa acara dan lain-lain. Jadi jelas bahwa istilah pembawa
acara ( PA ) tidak sama dengan protocol.
Istilah apapun yang di
pakai, yang terpenting dimaksudkan dalam konteks pembicaraan ini adalah “Seseorang yang tampil dan berbicara didepan
umum secara langsung dan bertugas membawakan / menghantarkan / menjebatani
antara mata acara yang satu kemata acara yang lain dalam suatu acara tertentu”.
III. FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG BAGI SEORANG PEMBAWA ACARA
Pembawa acara akan menjadi
salah satu pusat perhatian dalam suatu acara. Keberhasilan suatu acara secara
keseluruhan diharapkan dari kemampuan/ketrampilan pembawa acaranya.
Bagaimanapun rapid an
bagusnya acara yang di susun, namun pembawa acaranya kurang trampil dan kurang
siap, maka gagallah keseluruhan acara tersebut. Kebanggaan dan kebahagiaan
senantiasa terselip dilubuk hati seorang pembawa acara ( MC ) manakala
“sukses”, dan sebaliknya penyesalan yang dalam manakala “gagal”
dalammelaksanakan tugasnya.
Untuk menjadi seorang
pembawa acara yang baik, tidak cukup berbekal suara yang baik saja, akan tetapi
di perlukan latihan mental dan fisik yang cukup, serta di tunjang dengan
referensi pengetahuan yang cukup pula, antara lain :
1.
pengetahuan tentang kepemimpinan
2.
Pengetahuan tentang protocol
3.
Pengetahuan tenteng etika
4.
Pengetahuan tentang penguasaan bahasa ( Indonesia / Asing
)
5.
Pengetahuan hubungan antar manusia ( Human Relation )
6.
Pengetahuan tentang tata busana
7.
Penguasaan tetang sini panggung
8.
Penguasaan tentang alat-alat elektronika ( pengeras
suara dan penguasaan mike )
Berbekal pengetahuan
tersebut, diharapkan seorang pembawa acara akan tampil dengan prima dan tidak
grogi. Di samping itu ada beberapa
faktor lain yang merupakan bekal yang harus dimiliki bagi seorang pembawa acara
diantaranya :
1.
mempunyai pribadi yang baik
2.
Mempunyai kepribadian untuk berdiri didepan orang
banyak dan tidak grogi.
3.
Ramah tamah , dan murah senyum dan tidak sombong.
4.
Berwibawa, disiplin dan bertanggung jawab
5.
Tidak mudah emosi dan bersikap tenang
6.
Dapat menguwasai keadaan
7.
Mempunyai daya pikir cerdas, cepat, tanggap, tegas
dan kreatif
Selain bekal yang harus di
miliki bagi seorang pembawa acara, ada beberapa hal yang harus di lakukan pada
acara saat berlangsung .
1.
Tampil dengan busana yang baik dan sopan , serta di
sesuaikan dengan acara.
2.
Meletakkan pengeras suara tepat di depan mulut
3.
Mengucap salam pada awal dan akhir acara
4.
Tidak selalu melihat catatan, tetapi tidak
menghafal
5.
Tidak diperbolehkan memberikan komentar atas pidato
seseorang
6.
Ketika tampil harus beranggapan tidak pernah salah
IV. MODAL DASAR
Untuk menjadi seorang
pembawa acara yang baik tidak mudah, ada beberapa hal yang perlu untuk di
mengerti dan di pelajari secara khusus sebagai modal dasar, antara lain :
A. Suara
Suara bagi seorang pembawa
acara merupakan modal utama, karena suara merupakan medium atau alat perantara
untuk mengadakan komunikasi dengan hadirin. Pria dan wanita masing-masing mempunyai
volume suara yang berbeda, yang semua merupakan pembawaan sejak lahir.
Untuk suara pria diharapkan
yang keras, berat, mantap dan iramanya berwibawa, sedangkan suara wanita
haruslah lembut namun mantap dan iramanya berwibawa. Usahakan yang wajar dan
tidak dibuat-buat, suara aslilah yang paling baik, dan sesuaikan pula dengan
acara yang dibawakan.
B. Penampilan
Bagi seorang pembawa
acara,sedapat mungkin harus dapat memperhatikan penampilannya. Yang dimaksud
dengan penampilan disini adalah :
“Segala sesuatu yang ada pada diri seseorang dengan berpanduan antara
gerak, mimic keserasian berbusana, disertai dengan nada dan irama yang
diucapkan”.
Seorang pembawa acara ketika
tampil harus dapat menampilkan pesonanya atau daya tariknya yang memukau. Oleh
karena itu seorang pembawa acara harus selalu berusaha memukau atau mempesona hadirin dengan :
1.
Cara berbicara yang baik ( tatabahasa harus yang
benar )
2.
Penampilannya
3.
Keserasian berbusana harus sesuai dengan acara yang
dibawakan.
C. Kondisi
1.
Persiapan
Persiapan bagi seorang
pembawa acara perlu sekali, karena tanpa persiapan yang baik, maka acara yang
dibawakan akan gagal.
Persiapan yang dimaksud
mengenai :
-
Penampilan MC itu sendiri
-
Susunan dan bentuk acaranya
-
Pengenalan lingkungan ( lokasi tempat
berlangsungnyaa acara )
-
Mengatur letak pengeras suara
-
Mengatur petugas yang akan tampil ( siap / belum )
2.
Ketenangan
Ketenangan sangat diperlukan bagi MC, walaupun walaupun
hal ini hanya dikaitkan dengan watak manusianya. MC harus
berada di tempat penyelenggaraan minimal 30 menit sebelum acara di mulai. Hal
ini dimaksudkan untuk membantu mengatur pernafasan, ketenangan, konsentrasi,
sekaligus untuk melakukan kordinasi dengan panitia penyelenggara.
3.
Disiplin
Disiplin bagi MC ialah
ketepatan waktu dalam membawakan acara yang satu ke acara yang lainnya. Dan saat acara berlangsung MC harus selalu berada
ditempat, agar apabila ada perubahan acara mendadak, akan dapat dengan mudah
teratasi.
Suatu pengorbanan bagi MC adalah “Berangkat lebih
awal dan pulang paling ahir”.
D. Tehnik
1.
Bahasa yang diucapkan oleh MC di Indonesia pada umumnya bahasa Indonesia ( Nasional ). Usahakan didalam berbahasa Indonesia
tidak menunjulan bahasa asli ( jawa : logat ) daerahnya.
2.
Intonasi / Irama pada suara yang diucapkan /
dibentuk, serasi dengan gaya
kita, ketika sedang berbicara.
Seorang MC
harus selalu
dapat merubah nada dan irama suaranya, yang disesuaikan dengan bentuk acara
yang dibawakan. Untuk mendapatkan irama yang baik dan mengesankan, perhatikanlah
dengan seksama tanda baca pada kalimat ( titik koma ) dan naik turunnya nada
suara.
3.
Pernafasan bagi MC sangat penting dan perlu diatur
sebaik mungkin, agar dalam membaca kalimat tidak terputus-putus. Yang
mengakibatkan kalimat tidak jelas didengar.
4.
Lafal merupaka pembawaan sejal lahir, seorang MC
sebaiknya semopurna dan jelas dalam mengucapkan kalimat.
Contoh : - Huruf desis :
s, z
- Huruf hidup :
a, i, e, o
- Huruf hidung: ng.
Selain itu kejelasan vocal dari seorang
MC juga sangar diperlukan, dan harus
ditunjukan dengan volume suara dan irama penyampaian yang serasi.
5.
Redaksi atau susunan kalimat yang sederhana,
singkat, jelas, itulah yang baik. Sebab kalimat panjang dan bertele-tele akan
menjemukan bagi yang mendengarkannya.
E. Latihan-latihan
Untuk menjadi MC yang baik
memang membutuhkan waktu untuk belajar dan berlatih. Terutama latihan membaca
keras, yang dimaksud tidak membaca dalam hati, namun disuarakan. Hal ini sangat
penting untuk menguatkan atau melemaskan otot-otot leher. Disamping itu harus
sering mencari pengalaman dengan praktek atau melihat penampilan MC yang sudah
senior, dan professional.
V. PENUTUP
Demikian sedikit tentang “Bagaimana menjadi Pembawa Acara
yang baik”. Selanjutnya sebagai penutup kiranya ada baiknya kami sampaikan
beberapa anjuran yang dikemukakan para ahli, sebagai tambahan bekal bagi
seorang pembawa acara agar mampu tampil dan berbicara sebagai petugas didepan
umum secara pribadi.
1.
Persiapan mental adalah salah satu cara untuk menambah kepercayaan diri sendiri.
Buatlah
persiapan secara tertulis dan berlatihlah berulang kali.
2.
Meskipun pembawa acara telah tampil beberapa kali
di depan publik, namun pada saanya akan memulai tugasnya, mungkin rasa cemas
ataupun getar ( demam panggung ) akan
dirasakan, walaupun dalam kadar yang kecil sekali.
Untuk itu hiruplah udara segar sebanyak – banyaknya,
lalu hembuskan berlahan-lahan setiap kali hendak memulai membawakan acara.
BOJONEGERO
2014.