SUGENG RAWUH DATENG GUBUK ONLINE RAZY SAMUDRA: Blog ini kami sajikan untuk pengunjung, guna saling menambah khazanah keilmuan

Mencoba berbagai gaya

Gambar tersebut diambil dari berbagai macam kegiatan sik asik di MAN 2 Bojonegoro, Adventure ke Pacitan, Ponorogo, Wonogiri, Magetan dll.

Launching Website PW ISHARI Jatim

Rakorwil 2 PW ISHARI Jatim di PP. Sunan Kali Jaga Jabung Malang, tanggal 6-7 Maret 2015.

ISTIHLAL dan KAJIAN ASWAJA

ISTIHLAL DAN KAJIAN ASWAJA oleh Majelis Pembina Taman Pendidikan Al Qur'an An Nahdliyah th 2013 di ISLAMIC CENTRE Bojonegoro.

PERESMIAN GEDUNG TPQ/MADIN AS SALAM Bulu

Peresmian Gedung TPQ/Madin AS SALAM Bulu Balen Bojonegoro pada tanggal 28 Mei 2014.

WISUDA SANTRI TPQ

Wisuda Santri Taman Pendidikan Al Qur'an An Nahdliyah Cabang Bojonegoro di Islamic Centre Bojonegoro.

Showing posts with label KARYA TULIS. Show all posts
Showing posts with label KARYA TULIS. Show all posts

Friday, March 20, 2015

POSISI IMAM DAN ARAH KEPALA JENAZAH PADA PELAKSANAAN SHALAT JENAZAH

POSISI IMAM DAN ARAH KEPALA JENAZAH PADA PELAKSANAAN SHALAT JENAZAH
I. Posisi imam pada shalat jenazah
Posisi imam pada shalat jenazah tergantung kepada jenis kelamin jenazah itu sendiri. Oleh karena itu, posisinya terbagi kepada dua, yaitu jenazah berjenis kelamin laki-laki, posisi imam berdiri bertepatan pada kepalanya, sedangkan jenazah berjenis kelamin perempuan, posisi imam berdiri bertepatan pada pinggangnya. Ini sesuai dengan keterangan ulama mengenai ini, antara lain :
a. Imam al-Nawawi mengatakan :
“Imam atau yang shalat secara sendiri berdiri di sisi kepala jenazah laki-laki dan di sisi pinggul jenazah perempuan.”[1]
b. Sayyed Abdurrahman Ba’Alawi mengatakan :
“Sunnah berdiri di sisi kepala laki-laki dan pinggul perempuan, meskipun mayat dalam keadaan tertutup atau dalam kubur.”[2]
c. Abu Hasan al-‘Imrany al-Syafi’i al-Yamany mengatakan :
“Mengenai sunnah posisi imam pada shalat jenazah laki-laki ada dua wajh (pendapat pengikut Syafi’i), yaitu : pertama, pendapat Syaikh Abi Hamid, yaitu berdiri di sisi kepalanya. Kedua, pendapat Abu Ali al-Thabary, yaitu berdiri di dadanya. Adapun jenazah perempuan tidak terjadi perbedaan pengikut Syafi’i tentangnya, yaitu imam berdiri bertepatan dengan pinggulnya demikian khuntsa berdiri bertepatan dengan pinggulnya seperti perempuan.”[3]
Dalil fatwa di atas antara lain :
1. Hadits Abu Ghalib, beliau berkata :

صليت مع أنس بن مالك على جنازة رجل فقام حيال رأسه ثم جاءوا بجنازة امرأة من قريش فقالوا يا أبا حمزة ! صل عليها فقام حيال وسط السرير فقال له العلاء بن زياد هكذا رأيت النبي صلى الله عليه و سلم قام على الجنازة مقامك منها ومن الرجل مقامكم منه ؟ قال نعم فلما فرغ قال احفظوا
Artinya : Aku shalat jenazah bersama Anas bin Malik atas seorang laik-laki, beliau berdiri bertepatan pada hadapan kepala jenazah, kemudian mereka membawa jenazah seorang perempuan Quraisy, mereka mengatakan : “Ya Abu Hamzah (Anas bin Malik), shalatlah atasnya.” Lalu Anas bin Malik berdiri di hadapan pertengahan pusar perempuan itu. Al-‘Ila’ bin Ziyad (yang hadir pada ketika itu) bertanya kepada Anas, “Apakah seperti ini engkau melihat Nabi SAW berdiri di hadapan jenazah pada posisi berdiri engkau untuk seorang perempuan dan posisi berdiri kalian untuk laki-laki ?” Anas bin Malik menjawab : “Ya”. Manakala Anas sudah selesai, beliau berkata : “Ingatlah itu”(H.R. Turmidzi, beliau mengatakan, hadits Anas ini hadits hasan)[4]
2. Hadits Sumarah bin Jundub, beliau berkata :

صَلَّيْتُ وَرَاءَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم عَلَى امْرَأَةٍ مَاتَتْ فِي نِفَاسِهَا فَقَامَ عَلَيْهَا وَسَطَهَا
Artinya : Aku shalat dibelakang Nabi SAW atas jenazah perempuan yang meninggal pada waktu ia bernifas, Nabi SAW berdiri bertepatan pada pertengahannya (sekitar pinggangnya) (H.R. Bukhari)[5]
II. Arah kepala jenazah pada shalat jenazah
Ulama Syafi’iyah mutaakhirin berpendapat bahwa posisi kepala jenazah laki-laki berada di arah kiri imam atau orang shalat secara sendiri, sedangkan posisi kepala jenazah perempuan diletakkan pada arah kanannya. Posisi seperti ini supaya bagian yang terbesar dari jenazah berada pada arah kanan, karena arah kanan adalah arah yang mulia pada syara’.
Berikut ini keterangan para ulama Syafi’iyah mengenai arah kepala jenazah pada shalat jenazah, yakni sebagai berikut :
1. Pernyataan al-Barmawi :
“Bagian mayat terbesar diposisikan pada kanan orang yang menshalatinya. Karena itu, maka kepala jenazah laki-laki diposisikan pada arah kiri orang yang menshalatinya dan mayat perempuan pada posisi sebaliknya.”[6]
2. Dalam Hasyiah al-Bujairumy ‘ala Fath al-Wahab disebutkan :
“Diposisikan kepala jenazah laki-laki pada arah kiri imam dan bagian yang terbesarnya pada arah kanan imam, hal ini berbeda dengan yang biasa dilakukan masyarakat saat ini. Adapun mayat perempuan dan banci, maka imam memposisikan dirinya di dekat pinggul janazah, sedangkan kepala janazah diletakkan pada posisi arah kanan imam sebagaimana biasa dilakukan orang-orang saat ini. Demikian dari ‘Ali Syibra al-Malusi.”[7]
Namun Syekh Isma’il ‘Utsman al-Zain al-Yamany (1352-1414 H), seorang ulama Syafi’iyah asal Yaman yang terkenal di Timur Tengah pada abad ini lebih cenderung berpendapat tidak membedakan posisi kepala jenazah laki-laki atau perempuan ketika dishalati yaitu pada arah kanan imam atau orang shalat secara sendiri. Dalam rangka membela pendapatnya ini, beliau telah mengarang sebuah risalah kecil dengan judul, “Tahqiq al-Maqam fi Mauqif al-Mushalli ‘ala al-Janazah binnisbah lil Munfarid wal Imam”. Argumentasi yang beliau sebutkan dalam kitab tersebut antara lain, shalat Rasulullah SAW terhadap janazah laki-laki dan perempuan yang sudah dikuburkan, dimana Rasulullah berdiri di sisi kepala laki-laki dan pinggul perempuan. Karena shalat Rasulullah tersebut dilakukan pada jenazah yang telah dikuburkan, tentu posisi arah kepalanya adalah sebelah kanan, baik itu laki-laki maupun perempuan. Adapun keterangan bahwa Rasulullah pernah menshalati jenazah yang sudah dalam kuburan adalah keterangan Abu Hurairah yang menjelaskan sebagai berikut :

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ - رضي الله عنه - فِي قِصَّةِ اَلْمَرْأَةِ اَلَّتِي كَانَتْ تَقُمُّ اَلْمَسْجِدَ- قَالَ: - فَسَأَلَ عَنْهَا اَلنَّبِيُّ - صلى الله عليه وسلم - فَقَالُوا: مَاتَتْ, فَقَالَ: "أَفَلَا كُنْتُمْ آذَنْتُمُونِي"? فَكَأَنَّهُمْ صَغَّرُوا أَمْرَهَا فَقَالَ: "دُلُّونِي عَلَى قَبْرِهَا", فَدَلُّوهُ, فَصَلَّى عَلَيْهَا
Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. tentang kisah seorang perempuan yang sering menyapu masjid. Nabi SAW lalu bertanya tentang keberadaan perempuan tersebut. Orang-orang pun menjawab, “Dia telah meninggal!” Beliaupun bersabda, “Kenapa kalian tidak memberi kabar kepadaku? (Seolah-olah mereka menganggap remeh urusan perempuan tersebut). Tunjukkanlah kuburannya padaku!” Beliau kemudian mendatangi kuburan perempuan itu kemudian menshalatinya.” (Muttafaqun ‘alaihi)[8]

[1] Al-Nawawi, Minhaj al-Thalibin, dicetak bersama Syarah al-Mahalli pada hamisy Qalyubi wal Umairah, Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah, Indonesia, Juz. I, Hal. 336-337
[2] Sayyed Abdurrahman Ba’Alawi, Bughyatul Mustarsyidin, Usaha Keluarga, Semarang, Hal. 94
[3] Abu Hasan al-‘Imrany al-Syafi’i al-Yamany, Bayan fi Mazhab Syafi’i, Darul Minhaj, Juz. III, Hal. 59-60
[4] Turmidzi, Sunan al-Turmidzi, Thaha Putra, Semarang, Juz. II, Hal. 249
[5] Bukhari, Shahih al-Bukhari, Maktabah Syamilah, Juz. II, Hal. 111, No. Hadits : 1332
[6] Sulaiman al-Jamal, Hasyiah al-Jamal ‘ala Fathul al-Wahab, Maktabah Syamilah, Juz. II, Hal. 188
[7] Bujairumy, Hasyiah al-Bujairumy ‘ala Fath al-Wahab, Darul Fikri, Beirut, Juz. I, Hal. 484
[8] Ibnu Hajar al-Asqalany, Bulughul Maram, Mathba’ah al-Salafiyah, Mesir, Hal. 119

Tuesday, June 10, 2014

LJU UAS SMA

UAS Genap Akidah X SMA 2013 2014

klik disini

UAS Genap Akidah XI SMA 2013 2014

klik disini

Wednesday, June 4, 2014

IKRAR SANTRI

IKRAR SANTRI


Kami Santri Taman Pendidikan Al Qur’an ( TPQ ) “BAITUS SALAM” Desa Besah  Kec. Kasiman  Kab. Bojonegoro berjanji :

1.                 Menjalankan perintah Allah dan Rosulnya
2.                 Taat dan patuh pada guru dan kedua orang tua
3.                 Akan mempelajari dan mendalami bacaan dan isi Alqur’an
4.                 Akan mengamalkan isi kandungan  Al Qur’an
5.               Akan mengembangngkan dan menyiarkan ajaran 
         Alqur’an di tengah – tengah masyarakat.

Semoga Allah SWT. Selalu melimpahkan Ridhonya Amin....

PROSESI WISUDA

PROSESI WISUDA

1.       Assalamu’alaikum Wr.Wb.
MUQODIMAH Tahmid – sholawat,dll Amma Ba’dhu
Sidang Istimewa dalam Rangka Wisuda Santri Khatam buku Paket 6 Jilid / Khatam  Al-Qur’an pada   Taman Pendidikan Al-Qur’an   ( TPQ) …………… Desa  ……………… Kec.………………Kab………………………
Hari ini …………..Tanggal………………………Hijriyah
Bertepatan dengan tanggal …………………..…Masehi
Hadirin kaum muslimin wal muslimat rohimakumulloh.
Marilah acara ini kita awali bersama dengan bacaan Ummul Qur’an
“Al Fatihah”/”Basmalah” !...........................terima kasih
  1. Hadirin wal Hadirot yang berbahagia, saat-saat bersejarah yang kata         nantikan telah tiba yaitu ; PROSESI WISUDA :
1.      Hadirin sekalian yang berbahagia,
      Tim Pewisuda memasuki ruang sidang Istimewa, Hadirin di mohon                                 ber diri            ( diiringi Sholawat Thola’al Badru ) terimakasih,
            Hadirin dimohon duduk kembali.
2.   Bapak Ketua Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an ( TPQ ) Cabang Bojonegoro selaku Ketua sidang berkenen membuka sidang istimewa Wisuda Santri Khatam Buku paket 6 Jilid / Khhatam Al-Qur’an 30 Juz.
      Kepada yang terhormat Bapak ………………kami persilahkan    Trimakasih
3.      Pembacaan Surat Keputusan ( SK ) Santri khatam Buku paket 6 jilid / khatam Al-Qur’an 30 Juz Oleh Sekretaris Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an ( TPQ ) Cabang Bojonegoro Kepada Yang terhormat Bapak ……………………….. di silahkan ! Terima kasih !
4.      Pengukuhan Calon Wisudawan / Wisudawati dan penyerahan syahadah oleh Majelis Pembina Taman Pendidikan Al-Qur’an ( TPQ ) Cabang Bojonegoro, Kepada yang terhormat tim pewisuda untuk mengambil posisi dan para wisudawan-wisudawati  harap berdiri dan mengambil posisi (lagu pengiring Sholawat Nabi ) …………
      Terimakasi, tim Pewisuda kami persilahkan duduk kembali.
5.      Pembacaan IKRAR SANTRI yang akan dipimpin oleh  nanda ………………….yang diikuti seluruh wisadawan-wisudawati, Kepada anaknda………………disilahkan ! Terimakasih !
      Wisudawan diperkenankan duduk kembali.
6.    menyayikan lagu Mars An-Nahdliyah oleh semua Wisudawan / Wisudawati disilahkan ! Trimakasih
7.  Penutupan Saudaraku kaum muslimin rohimakumullah, untuk mengakhiri prosesi wisuda, Ketua Majelis Pembina TPQ Cab.Bojonegoro selaku Ketua tim pewisuda berkenan menutup Sidang Istimewa wisuda santri Khatam Buku Paket 6 Jilid / Sorogan  Al Qur’an   Taman Pendidikan Al-Qur’an ( TPQ )……………….Ds. ………Kec………………Kab. …………… Kepada yang terhormat Bapak ………………kami Hatrurkan ! Terimakasih !
8.      Tim Pewisu berkenan meninggalkan Ruang sidang Istimewa, hadirin di mohon berdiri ! ( diringi Sholawat Nabi/Do’a Khotmul Qur’an )
  1. PENUTUP.
      Sebelum kami akhiri apabila ada kesalahan dalam kami mebawakan acara ini kami mohon ma’af yang sebesar-besarnya,dan terimakasih atas segala perhatiannya, marilah Prosese Wisuda Santri Khatam Buku Paker 6 Jilid / Khatam Al-Qur’an 30 Juz pada TPQ …………….kata akhiri dengan bacaan  hamdalah …….

      Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

atau klik disini

Tuesday, June 3, 2014

قصيـدة طويليـة


قصيـدة طويليـة



كَلاَمٌ    قَدِيْمٌ  لاَ يُمَلُّ  سَمَاعُـهُ
۞
 تَنَـزَّهَ عَنْ قَـوْلٍ وَفِعْـلٍ  وَنِيَّـةٍ
 بِهِ اَشْـتَفِى مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَنُـوْرُهُ 
۞
 دَلِيْلٌ لِقَلْبِىْ عِنْدَ جَهْلِىْ  وَحَيْرَتِـىْ
فَيَا رَبِّ  مَتِّعْـنِىْ  بِسِرِّ حُـرُوْفِهِ
۞
وَنَوِّرْ بِـهِ قَلْبِىْ وَسَمْعِىْ وَمُقْلَتِِـىْ 
فَهَبْ لِىْ اَيَا وَهَّابُ عِلْمًا وَحِكْمَةً
۞
 وَلِلِّرِزْقِ يَا رَزَّاقُ كُنْ لِْىْ مُسَهِّـلاً
وَبِالْخَيْرِ  يَا فَتَّاحُ  فَافْتَحْ وَبِالْهُدَى
۞
وَبِالْعِلْمِ كُنْ لِىْ يَا عَلِيْمٌ  مُفَضِّـلاً
فَيَا  رَبَّنـَا اسْتَجِبْ لَنَا  يَا اِلَهَـنَا
۞
بِجَاهِ النًّبٍيِّ اَشْرَفِ مَنْ قَدْ اُرْسِـلاً

۞ قصيــدة وافريــة ۞

 قصيــدة وافريــة



وَلاَ أَقْـوَى عَلَى نَارٍ  الْجَحِيْـم
۝
اِلهِـى  لَسْتُ  لِلْفـِرْدَوْسِ اَهْلاً
فَاِنَّـكَ غَافِـرُ الذَّنْبِ الْعَظِيْـمِ
۝
فَهَبْ لِىْ تَوْبَـةً وَ اغْفـِرْذُنُوْبِىْ
فَهَبْ  لِـى  تَوْبـةً  يَاذَاالْجَلاَلِ
۝
ذُ نُوْبِـى مِثْلُ  اَعْـدَادِ  الرِّمَالِ
وَذَنْبِـىْ زَائِدٌ  كَيْـفَ  احْتِمَالِى
۝
وَعُمْـرِىْ نَاقِـصٌ فِى كُلِّ يَوْمٍ
مُقِـرًّا بِالذُّنُـوْب ِوَقَـدْ  دَعَاكَ
۝
اِلَهِـىْ عَبـْدُكَ الْعَاصِـى اَتَاكَ
وَاِنْ تَطْـرُدْ فَمَنْ يَرْحَمْ سِـوَاكَ
۝
وَاِنْ تَغْفِـرْ فَاَنْتَ لِذَاكَ  اَهْـلٌ
فَاَرْشَـدَنِى إِلَى تَـرْكِ اْلمَعَاصِـى
۝
شَكَوْتُ  اِلَى وَكِيْعٍ سُوْءَ حِفْظِى
وَنُـوْرُ اللهِ لاَ يُهْـدَى لِعَاصِـى
۝
وَاَخْبَرَنِـى  بِاَنَّ الْعِلْـمَ  نُـوْرٌ

CARA MENJADI PEMBAWA ACARA YANG BAIK


MENJADI PEMBAWA ACARA YANG BAIK  



I.          PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang agaknya juga mempengaruhi kebutuhan hidup sehari-hari menjadi semakin meningkat. Pengetahuan dan ketrampilan semakin dicari. Dan salah satunya dari sekian banyak ketrampilan yang kini banyak dikaji adalah Bagaimana Menjadi Pembawa Acara yang Baik”.
Tampil dan bicara didepan umum sebagai pembawa acara, pada hakikatnya adalah merupakan perpaduan antara SENI dan PENGETAHUAN / KETRAMPILAN.
Seni adalah merupakan sesuatu yang tidak dapat di pelajari, kalau ada yang mengatakan “Saya sedang belajar ilmu lukis”, sebenarnya yang dimaksud oleh orang tersebut adalah bahwa dirinya sedang mempelajari tehnik-tehnik ketrampilan/pengetahuan melukis,oleh karena itu yang akan kita pelajari bukanya “SENI”  tampil dan berbicara sebagai pembawa acara, melaikan pengetahuan/ketrampila tehnik-tehnik tampil danberbicara di depan umum sebagai pembawa acara.
Siapa saja dapat menjadi pembawa acara, tetapi untuk menjadi pembawa acara yang baik, dituntut untuk mengetahui beberapa hal, dan diperlukan persyaratan - persyaratan tertentu.
    
II.       PENGERTIAN ISTILAH
Istilah Pembawa Acara ( PA ) merupakan terjemahan bebas dari istilah “Master of Ceremony” ( MC ). Disamping itu ada pula yang menyebut dengan istilah pemgarah acara, penyiar dan lain sebagainya.
Adapun sesuatu yang salah tetapi kaprah ( umum ) ialah pemakaian istilah “PROTOKOL” untuk menyebutkan pembawa acara, pembawa acara adalah sebagaian dari tugas-tugas protokol. Sedangkan protokol itu sendiri mempunyai tugas dan wewenang yang amat luas, yang meliputi antara lain etika menerimaan tamu, pengeturan ruan acara, pensunan acara,pembawa acara dan lain-lain. Jadi jelas bahwa istilah pembawa acara ( PA ) tidak sama dengan protocol.
Istilah apapun yang di pakai, yang terpenting dimaksudkan dalam konteks pembicaraan ini adalah “Seseorang yang tampil dan berbicara didepan umum secara langsung dan bertugas membawakan / menghantarkan / menjebatani antara mata acara yang satu kemata acara yang lain dalam suatu acara tertentu”.

III.   FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG BAGI SEORANG PEMBAWA ACARA
Pembawa acara akan menjadi salah satu pusat perhatian dalam suatu acara. Keberhasilan suatu acara secara keseluruhan diharapkan dari kemampuan/ketrampilan pembawa acaranya.
Bagaimanapun rapid an bagusnya acara yang di susun, namun pembawa acaranya kurang trampil dan kurang siap, maka gagallah keseluruhan acara tersebut. Kebanggaan dan kebahagiaan senantiasa terselip dilubuk hati seorang pembawa acara ( MC ) manakala “sukses”, dan sebaliknya penyesalan yang dalam manakala “gagal” dalammelaksanakan tugasnya.
Untuk menjadi seorang pembawa acara yang baik, tidak cukup berbekal suara yang baik saja, akan tetapi di perlukan latihan mental dan fisik yang cukup, serta di tunjang dengan referensi pengetahuan yang cukup pula, antara lain :
1.      pengetahuan tentang kepemimpinan
2.      Pengetahuan tentang protocol
3.      Pengetahuan tenteng etika
4.      Pengetahuan tentang penguasaan bahasa ( Indonesia / Asing )
5.      Pengetahuan  hubungan antar manusia ( Human Relation )
6.      Pengetahuan tentang tata busana
7.      Penguasaan tetang sini panggung
8.      Penguasaan tentang alat-alat elektronika ( pengeras suara dan penguasaan mike )

Berbekal pengetahuan tersebut, diharapkan seorang pembawa acara akan tampil dengan prima dan tidak grogi. Di samping itu ada beberapa faktor lain yang merupakan bekal yang harus dimiliki bagi seorang pembawa acara diantaranya :
1.      mempunyai pribadi yang baik
2.      Mempunyai kepribadian untuk berdiri didepan orang banyak dan tidak grogi.
3.      Ramah tamah , dan murah senyum dan tidak sombong.
4.      Berwibawa, disiplin dan bertanggung jawab
5.      Tidak mudah emosi dan bersikap tenang
6.      Dapat menguwasai keadaan
7.      Mempunyai daya pikir cerdas, cepat, tanggap, tegas dan kreatif
Selain bekal yang harus di miliki bagi seorang pembawa acara, ada beberapa hal yang harus di lakukan pada acara saat berlangsung .
1.      Tampil dengan busana yang baik dan sopan , serta di sesuaikan dengan acara.
2.      Meletakkan pengeras suara tepat di depan mulut
3.      Mengucap salam pada awal dan akhir acara
4.      Tidak selalu melihat catatan, tetapi tidak menghafal
5.      Tidak diperbolehkan memberikan komentar atas pidato seseorang
6.      Ketika tampil harus beranggapan tidak pernah salah

IV.    MODAL DASAR
Untuk menjadi seorang pembawa acara yang baik tidak mudah, ada beberapa hal yang perlu untuk di mengerti dan di pelajari secara khusus sebagai modal dasar, antara lain :
A.      Suara
Suara bagi seorang pembawa acara merupakan modal utama, karena suara merupakan medium atau alat perantara untuk mengadakan komunikasi dengan hadirin. Pria dan wanita masing-masing mempunyai volume suara yang berbeda, yang semua merupakan pembawaan sejak lahir.
Untuk suara pria diharapkan yang keras, berat, mantap dan iramanya berwibawa, sedangkan suara wanita haruslah lembut namun mantap dan iramanya berwibawa. Usahakan yang wajar dan tidak dibuat-buat, suara aslilah yang paling baik, dan sesuaikan pula dengan acara yang dibawakan.
B.       Penampilan
Bagi seorang pembawa acara,sedapat mungkin harus dapat memperhatikan penampilannya. Yang dimaksud dengan penampilan disini adalah :
“Segala sesuatu yang ada pada diri seseorang dengan berpanduan antara gerak, mimic keserasian berbusana, disertai dengan nada dan irama yang diucapkan”.
Seorang pembawa acara ketika tampil harus dapat menampilkan pesonanya atau daya tariknya yang memukau. Oleh karena itu seorang pembawa acara harus selalu berusaha  memukau atau mempesona hadirin dengan :
1.      Cara berbicara yang baik ( tatabahasa harus yang benar )
2.      Penampilannya
3.      Keserasian berbusana harus sesuai dengan acara yang dibawakan.
C.      Kondisi
1.      Persiapan
Persiapan bagi seorang pembawa acara perlu sekali, karena tanpa persiapan yang baik, maka acara yang dibawakan akan gagal.
Persiapan yang dimaksud mengenai :
-        Penampilan MC itu sendiri
-        Susunan dan bentuk acaranya
-        Pengenalan lingkungan ( lokasi tempat berlangsungnyaa acara )
-        Mengatur letak pengeras suara
-        Mengatur petugas yang akan tampil ( siap / belum )

2.      Ketenangan
Ketenangan  sangat diperlukan bagi MC, walaupun walaupun hal ini hanya dikaitkan dengan watak manusianya. MC harus berada di tempat penyelenggaraan minimal 30 menit sebelum acara di mulai. Hal ini dimaksudkan untuk membantu mengatur pernafasan, ketenangan, konsentrasi, sekaligus untuk melakukan kordinasi dengan panitia penyelenggara.
3.      Disiplin
Disiplin bagi MC ialah ketepatan waktu dalam membawakan acara yang satu ke acara yang lainnya. Dan saat acara berlangsung MC harus selalu berada ditempat, agar apabila ada perubahan acara mendadak, akan dapat dengan mudah teratasi.
Suatu pengorbanan bagi MC adalah “Berangkat lebih awal dan pulang paling ahir”.
D.     Tehnik
1.      Bahasa yang diucapkan oleh MC di Indonesia pada umumnya bahasa Indonesia       ( Nasional ). Usahakan didalam berbahasa Indonesia tidak menunjulan bahasa asli      ( jawa : logat ) daerahnya.
2.      Intonasi / Irama pada suara yang diucapkan / dibentuk, serasi dengan gaya kita, ketika sedang berbicara.
Seorang MC harus selalu dapat merubah nada dan irama suaranya, yang disesuaikan dengan bentuk acara yang dibawakan. Untuk mendapatkan irama yang baik dan mengesankan, perhatikanlah dengan seksama tanda baca pada kalimat ( titik koma ) dan naik turunnya nada suara.
3.      Pernafasan bagi MC sangat penting dan perlu diatur sebaik mungkin, agar dalam membaca kalimat tidak terputus-putus. Yang mengakibatkan kalimat tidak jelas didengar.
4.      Lafal merupaka pembawaan sejal lahir, seorang MC sebaiknya semopurna dan jelas dalam mengucapkan kalimat.
Contoh :  - Huruf desis  : s, z
                - Huruf hidup            : a, i, e, o
                - Huruf hidung: ng.
      Selain itu kejelasan vocal dari seorang MC  juga sangar diperlukan, dan harus ditunjukan dengan volume suara dan irama penyampaian yang serasi.  
5.      Redaksi atau susunan kalimat yang sederhana, singkat, jelas, itulah yang baik. Sebab kalimat panjang dan bertele-tele akan menjemukan bagi yang  mendengarkannya.
E.       Latihan-latihan
Untuk menjadi MC yang baik memang membutuhkan waktu untuk belajar dan berlatih. Terutama latihan membaca keras, yang dimaksud tidak membaca dalam hati, namun disuarakan. Hal ini sangat penting untuk menguatkan atau melemaskan otot-otot leher. Disamping itu harus sering mencari pengalaman dengan praktek atau melihat penampilan MC yang sudah senior, dan professional.

V.       PENUTUP
Demikian sedikit tentang “Bagaimana menjadi Pembawa Acara yang baik”. Selanjutnya sebagai penutup kiranya ada baiknya kami sampaikan beberapa anjuran yang dikemukakan para ahli, sebagai tambahan bekal bagi seorang pembawa acara agar mampu tampil dan berbicara sebagai petugas didepan umum secara pribadi.
1.      Persiapan mental adalah salah satu cara untuk menambah kepercayaan diri sendiri.
      Buatlah persiapan secara tertulis dan berlatihlah berulang kali.
2.      Meskipun pembawa acara telah tampil beberapa kali di depan publik, namun pada saanya akan memulai tugasnya, mungkin rasa cemas ataupun getar ( demam panggung ) akan dirasakan, walaupun dalam kadar yang kecil sekali. Untuk itu hiruplah udara segar sebanyak – banyaknya, lalu hembuskan berlahan-lahan setiap kali hendak memulai membawakan acara.

BOJONEGERO 2014.