PESANTREN DI ERA KEKINIAN DAN
YANG AKAN DATANG
Study analisis dan wacana di dan untuk
Pondok Pesantren AL FALAH Pacul Bojonegoro Jawa Timur
Oleh: Ubaidillah al faqir rahmatallah; FAHRU ROZI,
M.Pd.I
A. PENDAHULUAN
Salam silaturohim, damai salam
sejahtera, semoga dan keberkahan allah selalu bersama kita semua.dengan rendah
hati sang penulis memohon maghfiroh , rahmat , hidayah , dan taufik-Nya.
Sholawat salam Dan berkah Allah semoga senantiasa atas Nabi Muhammad SAW
,keluarga , sahabat dan para pengikut ajaran
ajaranNya.
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang pertama dan
utama bagi umat islam Indonesia. Yang asli bermuara, lahir dari perut bangsa
Indonesia. Pondok pesantren juga menerima dengan lapang adanya perubahan ( jamak
taksir bil ziyadah au bin nuqshan; dalam nahwu ) ke arah yang ideal dan
relevan di berbagai zaman kehidupanya. Sejenak menengok ke belakang di beberapa
tahun silang, tepat nya 1,5 windu ( terhitung mulai tahun 2000 s/d sekarang ), Pondok
Pesantren AL FALAH Pacul Bojonegoro silih berganti mengalami perubahan;peningkatan
dan perkembangan yang sangat signifikan. Dari tahun ke tahun, Pondok Pesantren
AL FALAH Pacul Bojonegoro ( yang di dirikan oleh al Syaikh al Haajj KH.
Masyhudi Hasan rahimahullah ) ini bertahap , setapak demi setapak
membangun pundi pundi unit pendidikanya berikut kutipan piagam departemen agama;
(sekarang Kementrian Agama) No: Mm.20/05.00/PP.00.7/168/2002 tentang
piagam pendirian pondok pesantren AL FALAH pacul bojonegoro , tanggal surat ; Bojonegoro,
20 februari 2002 , yang menyebutkan PP . AL FALAH didirikan pada tahun 1978 .
Sejarah juga mengungkapkan bahwa sebenarnya Pondok Pesantren AL FALAH
Pacul Bojonegoro itu sebenarnya mulai bermuara sejak tahun 1930, berdasarkan PIAGAM
DEPAG N0; Kd.13.22/05/PP.00.8/1812/2005, No statistic: 413.35.22.14.053. dengan
tanggal surat ; bojonegoro, 25 agustus 2005 tentang PIAGAM MADRASAH DINIAH AL
FALAH dibawah naungan PP.AL FALAH pacul bojonegoro. Berdasarkan factor sejarah
yang tercatat di kementrian agama PP.AL FALAH pacul bojonegoro jawa timur
sebenarnya sudah terlahir ditahun 1930
Seiring dengan berjalanya waktu, Pondok Pesantren AL FALAH Pacul
Bojonegoro juga menambah unit pendidikanya, baik formal maupun non formal. TPQ
AL HASAN pada tahun 1997. Dan SMP unggulan AL FALAH Bojonegoro ini pada tahun
2010. Pondok Pesantren AL FALAH Pacul Bojonegoro ini sebagai warisan al Syaikh
al Haajj KH. Masyhudi Hasan rahimahullah patut kiranya dilestarikan
dan di kembangkan oleh generasi penerus perjuangan beliau. Sang penulis ingat
kata yang terkutip dalam buku tasawuf modern karya Dr. Haji Abdul Malik Karim
Amrullah (HAMKA), dia mengutip dari buku Nahjul balaghah, kurang lebih begini :
”tada kekayaan yang lebih utama dari pada akal, tiada kepapaan yang
lebih menyedihkan dari pada kebodohan, dan tiada warisan yang lebih baik dari
pada pendidikan”.
Kata-kata itu menggugah kesadaran kita sebagai salah satu unsur dari
pesantren (santri) betapa perjuangan dan warisan yang paling berharga, terbaik
dan mahal telah diwariskan kepada generasi penerus belau, anak-anak dan para
cucu beliau(bin nasab dan bis sabab : islam ). Untuk bersatu merapatkan
baris dalam satu baris AL FALAH.
Nah, satu kata kunci yang harus kita pegang bersama bahwa; ”perubahan itu pasti, dan yang pasti adalah Ketidak pastian“. perubahan itu merupakan bagian dari fenomena yang yang ada pada sekitar kita , dan itu
PASTI,!!. Namun yang tidak mudah di panca indra adalah kepastian akan
terjadinya perubahan, kapan waktunya ? Bagaimana perubahanya? Bil ziadah
(dengan tambah) atau bin nuqshan
(dengan kurang)? Dan Lain – lain. Yang jelas
pula, Pesantren AL FALAH berpedoman pada konsep nahdliyin (Sebutan
warga NU), yaitu;
المحافظة
على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلح
“Melestarikan konsep lama yang
baik, dan mengambil konsep baru yang lebik baik;relevean”.
Konsep baru boleh diwujudkan dengan satu catatan dengan tanpa
menghilang_hanguskan konsep, budaya, dan tatanan social pesantren yang telah
ada, karena merupakan kekayaan dari pesantren. Al Falah merupakan pesantren
salaf juga telah mengambil konsep baru (take a new concept) walaupun
tidak Grand Concept (menurut halayak mayoritas kalangan pendidikan). Karena
telah banyak diwujudkan di berbagai pesantren di berbagai daerah yang ada.
Kita sadar bahwa mayoritas santri (99,9%) adalah santri dengan backround
pendidikan formal, baik didalam maupun diluar pesantren. Tuntutan lembaga
pendidikan formal mereka untuk aktif dalam pembelajaran, baik di dalam maupun
diluar kelas mereka. Begitu pula pembelajaran lewat media internet. Internet
memberikan keluasaan dan kepuasan bagi manusia untuk mengetahui hal-hal yang
diinginkan manusia dengan tanpa batas. Internet juga memberikan dampak positif
dan negative bagi manusia, terutama di kalangan pelajar di berbagai tingkatan serta
pelaku pendidikan. Jadi apapun itu, jika orientasi santri, dengan tujuan kidmat
pesantren, alangkah baiknya AL FALAH juga setepak demi setepak melengkapi
sarana tersebut.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan sedikit keterangan tersebut di atas , muncul sebuah
pertanyaan polos dari penulisan sebagai berikut;
1.
Apakah AL FALAH mampu eksis
diberbagai zaman?
2.
Bagaimana idealnya AL FALAH di
era sekarang dan yang akan dating?
3.
Bagaimana pula cara AL FALAH
menyikapi dan bertindak untuk kelangsungan kehidupanya?
C. PEMBAHASAN MASALAH
Pesantren merupakan tempat para santri bermukim dan belajar didalamnya.
System belajar kelompok besar ini bernuansa bagai satu kesatuan keluarga yang
harmonis dan saling membutuhkan antara satu
dengan yang lainnya. Sebagian berkata, kata santri diambil dari “san”
yaitu Pesan, dan “tri” adalah tiga. Yaitu tiga pesan yang
sayogyanya dijaga dan dilestarikan, tiga pesan tersebut adalah Iman, Islam dan
Ihsan (lihat kitab hadits Arbain Nawawi, urutan hadits yang kedua, HR.
Imam Muslim). Kita tinjau sebagian sample pesantren besar di Jawa Timur, missal
Darul Ulum Jombang tatkala mendirikan universitas, konsep Iman, Islam dan
Ihsan terwujud dalam Kepesantrenan, Kethoriqahan, dan Keuniversitasan.
Nur Cholis Madjid (kerap disapa dengan
Cak Nur) mencuatkan tiga konsep tersebut dalam doktrin ke Islaman,
KeIlmuan, dan KeIndonesiaan. Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad ibn
Muhammad al Ghazali menyebutkan dalam konsep Syari’at, Thariqat dan Hakikat
(dapat dibaca di kitab Minhajul Abidin karya Imam al Ghazali),
Nasution menyebutkan dalam Proses, Sarana dan Tujuan. Dan lain
sebagainya.
Come back to ma’had al Falah; dengan rumusan
masalah penulis yang
polos:
1.
Apakah AL FALAH mampu eksis
diberbagai zaman? INSYA ALLAH, dan HARUS,!!
Landasan religious penamaan AL FALAH pada pesantren yang didirikan oleh
al Syaikh al Hajj Masyhudi Hasan rahimahullah berdasarkan redaksi teks al Qur’an
surat al Mu’minun ayat 1 – 8 dan QS al Mujadalah ayat 11. Selain itu, aktualisasi
konsep المحافظة على القديم
الصالح والأخذ بالجديد الأصلح diberbagai ruang dan waktu dimana
al Falah membutuhkannya.
2.
Bagaimana idealnya AL FALAH di
era sekarang dan yang akan datang?
Islam
merupakan agama yang paling benar dan diakui oleh Allah swt. Islam juga merupakan
rahmat bagi seluruh alam. Islam juga mampu memberikan sumbangsih peradaban
dunia lewat ilmu pengetahuan umum dan agama (tela’ah Babylon; Mesir
dilembah sungai Nil, Abbasiyah di Baghdad, Umayah di Spanyol).
Dunia
Islam terlebih Ahlussunnah Wal Jama’ah tidak dapat mengelak dari
perkembangan zaman, begitu pula dengan dunia pesantren. Muslim Ahlussunnah
Wal Jama’ah sayogyanya dapat menyatukan dua titik ilmu pengetahuan, yaitu
ilmu pengetahuan Agama dan Umum, jadi tidak terkesan adanya dikotomi pendidikan.
Integrasi IMTAQ dengan IPTEKS merupakan jawaban Pendidikan Islam di era
kekinian dan yang akan datang.
Begitu
pula dengan pesantren (dalam hal ini penulis menyudut titikan pada PP.AL
FALAH), para santri harus berusaha dan do’a, belajar dan berjuang dalam rangka
menyatu_padukan ilmu pengetahuan Umum dan Agama. Dikarenakan, memang tiada
buruk jika dikatakan Ilmu Umum terkesan untuk urusan dunia saja, dan Agama
untuk akhirat. Namun, kalau kita pahami bahwa Dunia sebagai sarana Akhirat,
alangkah indahnya jika pesantren dapat memadukan kedua ilmu pengetahuan
tersebut.
3.
Bagaimana pula cara AL FALAH
menyikapi dan bertindak untuk kelangsungan kehidupanya?
Berdassarkan
uraian tersebut, kiranya dapat direnungi dan diwujudkan bersama, dengan:
a. Paling utama dan Pertama; Melestarikan tatanan Sosio Cultur
pesantren yang telah dirintis dan dibangun oleh al Syaikh al
Haajj KH. Masyhudi Hasan rahimahullah.
b. Reaktualisasi nilai – nilai yang
telah diberikan oleh al Syaikh al Haajj KH. Masyhudi Hasan rahimahullah.
c. Menambah daya sokong berupa
soko;tiang pendidikan AL FALAH (alhamdulillah telah lahir SMP Unggulan AL
FALAH, semoga dikemudian SMA dan PT), guna setapak demi setapak
partisipasi membangun peradaban Islam yang Unggul dikancah local, nasional
maupun internasional.
d. Menguatkan sektor riil dari berbagai
macam pelayanan santri, alumni dan masyarakat Islam luas (al Hamdulillah
KOPONTREN al Falah dengan nama “Hadza Fadhlun Minallah” kembali bangkit,
Habiballah dan el Falahi; keduanya nama Group Sholawat Ponpes AL FALAH Pacul
Bojonegoro telah bermuara sejak tahun 2010 kemaren, dan lain – lain).
Hal
tersebut kiranya dapat
terwujud dengan;
1. Rekonsolidasi
internal keluarga ndalem, pengurus, alumni dalam rangka menyatukan visi, misi,
Tujuan dan orientasi Pondok Pesantren AL FALAH Pacul Bojonegoro kedepan.
2. Mengedapkan
disiplin keilmuan diberbagai cabang ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan
agama (Fiqh, Gramatikal;nahwu_shorf, akhlaq, Tauhid, al Qur’an, dll).
3. Mengedapankan amal sholeh sesuai dengan profesi nya secara profesional.
4. Komitmen, akuntabel dan kredibel dalam menjalankan tugas.
5. Dan lain – lain (sesuai pemikiran kontributif sang pembaca)
D. KESIMPULAN
Pesantren merupakan tempat para santri bermukim dan belajar didalamnya.
System belajar kelompok besar ini bernuansa bagai satu kesatuan keluarga yang
harmonis dan saling membutuhkan antara
satu dengan yang lainnya. Sedikit uraian dari penulis tersebut dapat
ditarik kesimpulan, bahwa pentingnya kerjasama dari beberapa elemen atau pihak
– pihak yang ada, dalam rangka:
1.
Menjaga, melestarikan,
meningkatkan dan mengembangkan Pondok Pesantren AL FALAH Pacul Bojonegoro Jawa
Timur disetiap sector riil yang ada dan dapat dijangkau olehnya.
2.
Menguatkan nilai – nilai Islam Ahlussunnah
Wal Jama’ah di berbagai dinamika kehidupan social dan agama.
3.
Memantapkan produk pendidikan
Islam, guna layak pakai di halayak. (nafa’ana Allahu bih wa bi ‘ulumihi…).
4.
Penguatan tali silaturrahim
antara pengurus, alumni dan keluarga ndalem.
5.
Menanamkan kesadaran santri,
pengurus, dan alumni akan selalu mewujudkan kata “APA YANG DAPAT KITA BERIKAN
UNTUK AL FALAH” bukan hanya “APA YANG DAPAT KITA AMBIL DARI AL FALAH”.
E. PENUTUP
Dengan kerendahan hati dan merasa selalu ingin berlayar disamudra al
Falah serta mencoba memberanikan diri (tasyajja’a) untuk mengeluarkan
sedikit pemikiran tersebut, semoga di Ridloi Allah swt. Deretan huruf dalam
sebuah kata, kalimat dan paragraph yang dirasa amburadul nan kurang tertata
rapi tersebut, merupakan keterbatasan analisa dan pemikiran dari sang penulis
selama 1,5 windu ini. Jauh bila dibandingkan dengan kehebatan pemikiran
generasi sebelum penulis dipesantrenkan di al Falah.
Tiada jadi apa kita sekarang dan yang akan datang tanpa adanya
pengajaran dari seorang guru/ustadz/kyai/dewan pengasuh /gus (putra kyai),
istilah keren nya “NO TEACHER NO EDUCATION”. Tiada guna kita walau pandai bagai
“Pinter Graji Angin” (kalam yang sering didawuhke syaikhina) dengan
tanpa adanya tawadlu’, khikmad dan akhlaq.
Dan semoga putra – putri dan cucu – cucu dari al Syaikh al Haajj KH.
Masyhudi Hasan rahimahullah dapat meneruskan estafet beliau dengan
kesabaran, keikhlasan, ketekunan dan keuletan. Begitu pula penulis selalu
berharap diakui sebagai anak didik dari al Falah yang senantiasa berharap
manfa’at_berkah ilmu darinya. Banyak kenangan indah dari al Syaikh al Haajj KH.
Masyhudi Hasan rahimahullah yang dapat dirasakan oleh seluruh warga
Pondok Pesantren al Falah Pacul Bojonegoro Jawa Timur dimanapun berada. Dan
semoga semua itu dapat menghantarkan kita semua pada jalan menuju keridlaan Allah
swt. Amien..
Wallahu
a’lam bis Showab
Pendukung Bacaan :
1.
Al Ghazali, Bidayatu al Hidayah, Thoha Putra,
Semarang.
2.
_________, Ihya’u Ulumi al Dien, Thoha Putra,
Semarang.
3.
Al Qur’anul Karim..
4.
Bunga Rampai Pesantren
5.
Fadjar Malik, A, H., Visi Pembaharuan Pendidikan
Islam, LP3NI, Jakarta, th. 1998.
6.
HAMKA, Tasawwuf Modern,
7.
Mas’ud Ibnu, H., Drs dan Paryono Joko, Drs, Ilmu
Alamiyah Dasar, Putaka Setia, Bandung, th. 1998.
8.
Nurhakim Moh, M.A., Drs, Islam; Doktrin, Pemikiran
dan Realitas Historis, UMM Pers, Malang, th. 1998.
9.
Tafsir Ahmad, Dr,.Prof., Filsafat Pendidikan Islam,
Rosda, Bandung, th. 2010
10. Tafsir
Ahmad, Dr,.Prof., Filsafat Umum, Rosda, Bandung, th. 2000.
11. Dll.
0 komentar:
Post a Comment