1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, bagi peranannya di masa yang akan datang. Disamping itu, sebuah pendidikan mempunyai tujuan. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan tersusun bertingkat, yang terdiri dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran. Tujuan pendidikan nasional telah ditetapkan dalam undang-undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Disisi lain Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan pengajar atau guru dengan peserta didik atau siswa dalam memanifestasi aktivitas pengajaran. Sifat umum pola itu berarti bahwa macam- macam dan sekuensi ( urutan ) tindakan yang dimaksud nampak di gunakan atau di peragakan guru dengan siswa atau peserta didik pada berbagai ragam event pengajaran. Dengan kata lain, konsep strategi dalam konteks ini dimaksudkan pada karakteristik abstrak serangkaian tindakan guru dan peserta didik atau siswa dalam pengajaran.
Secara tersirat dibalik karakteristik abstrak itu terdapat perbedaan rasional antara strategi yang satu dengan strategi yang lainnya secara fundamental atau mendasar. Adapun serangkaian tindakan guru dan peserta didik dalam suatu event pengajaran aktual tertentu, disebut prosedur pengajaran. Pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif, karena pendidikan menurut hakikatnya memang sebagai suatu peristiwa yang memiliki norma. Artinya bahwa dalam peristiwa pendidikan, pendidik yang dalam hal ini guru atau pengajar dan anak didik yang dalam hal ini siswa atau pelajar berpegang pada ukuran, norma hidup, nilai-nilai moral, kesusilaan yang kesemuanya merupakan sumber norma di dalam pendidikan.
Namun yang pasti semua strategi yang ada pasti mempunyai komponen-komponen yang saling berinteraksi dan berhubungan baik satu sama lain. Begiru pula strategi pembelajaran agama islam. Disana terdapat beberapa komponen yang perlu diketahui untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan yang sudah di tetapkan.
2. PERMASALAHAN
Dari pendahuluan diatas, maka kami dari pemakalah dapat memetakan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa komponen-komponen strategi pembelajaran agama islam?
2. Bagaimana peranan komponen strategi pembelajaran agama islam dalam menciptakan suasana kondusif dalam pembelajaran ?
3. Bagaiman hubungan komponen strategi pembelajaran agama islam dengan suasana kondusif dalam pengajaran ?
3. PEMBAHASAN
a. Komponen Strategi Pembelajaran Agama Islam:
Secara harfiah kata komponen dapat diartikan sebagai bagian. Jadi komponen adalah bagian dari tubuh dalam strategi pembelajaran. Proses belajar mengajar di sekolah merupakan suatu system interaksi, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen yang berinteraksi antara satu sama lain.
Dengan demikian kita dihadapkan pada sejomlah komponen yang mana komponen itu harus ada. Tanpa komponen tidak akan terjadi proses edukatif antara pendidik dan peserta didik.
Adapun komponen-komponen tersebut adalah:
a. Tujuan pembelajaran:
Tujuan pembelajaran memiliki cirri penting dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan memberikan arah yang jelas dan dapat diartikan sebagai suatu cita-cita yang ingin dicapai pelaksana suatu kegiatan. Dengan membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran “sadar tujuan”.
b. Bahan pelajaran:
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan isampaikan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan sudirman NK mengatakan bahwa bahan pelajaran adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan lancar dan mempelajari bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didik dengan baik.
c. Kegiatan belajar mengajar:
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan, yaitu : segala sesuatu yang telah diprogramkan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini komponen inti meliputi manusiawi, guru dan anak didik melakukan kegiatan dengan tugas dan tanggung jawab dalam kebersamaan yang berlandaskan interaksi normative untuk bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran.
d. Metode dan masa pembelajaran.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pandangan syaiful bahri metode pembelajaran menempati posisi yang sangat penting sehingga seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugas tanpa dan apabila tidak menguasai metode pembelajaran.
e. Evaluasi
Evaluasi digunakan untuk melihat sejauhmanakah bahan yang diberikan kepada peserta didik dengan metode dan saran yang telah ada dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tegasnya evaluasi merupakan alat ukur guna mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran
f. Guru dan anak didik
Guru sebagai transfer knowledge yang mentransfer ilmunya untuk anak didiknya.
b. Peranan komponen srategi penyelenggaraan pendidikan agama islam dalam menciptakan suasana kondusif dalam pengajaran.
Dalam usaha pencapaian belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan atau kondisi belajar yang lebih kondusif . Dengan orientasi diatas akan berkaitan dengan proses ngajar mengajar. Mengajar diartikan sebuah usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing – masing akan saling mempengaruhi antara aspek yang satu dengan yang lain.
Komponen – komponen itu antara lain tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi, guru dan siswa yang memainkan peranan dalam hubungan social tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar yang tersedia. Komponen – komponen system itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang unik dan komplek. Masing – masing sistem profil lingkungan belajar diperuntukan tujuan – tujuan belajar yang berbeda.
Dengan kata lain untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar tertentu pula. Tujuan belajar untuk pengembangan nilai afeksi memerlukan penciptaan sistem lingkungan berbeda dengan sistem yang dibutuhkan untuk tujuan belajar pengembangan gerak serta berbagai sistem yang lain.
Orientasi utama di dalam mewujudkan tujuan belajar diatas sangat dipengaruhi oleh fungsi dan peranan dari suatu strategi proses belajar yang diperankan peserta didik, serta strategi mengajar yang dilakukan oleh pendidik. Strategi belajar mengajar akan menjadi titik kulminasi didalam pemberdayaan sistem pembelajaran yang lebih komperehensif sehingga segala fonomena yang terkait dan terkandung didalamnya akan dapat dicermati dan ditelaah secara mendalam oleh komponen yang terkait didalamnya.
Peranan komponen strategi penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di dalam menciptakan suasana kondusif dalam pelaksanaan pengajaran menurut estimasi mendasar penulis adalah sangat erat, kuat dan utama serta penting yang dalam hal ini dikarenakan oleh fonomena bahwa pelaksanaan pengajaran akan berlangsung secara aman, tertib, lancar dan terkendali yang terangkum dalam suasana yang kondusif apabila eksistensi diatas dibarengi dengan suatu penerapan strategi yang mantap dan efektif baik bagi pengajar maupun peserta didik sebagai komponen dari obyek belajar.
Apabila kondisi ini diciptakan dengan baik maka intereaksi edukatif akan berlangsung secara harmonis sebagai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian aktualisasi dilapangan pengajaran secara nyata perlu suatu sistem, metode , cara tertentu agar segala delik dan langkah – langkah yang ditempuh akan memberikan gambaran suatu keberhasilan dari berbagai aspek dan lingkupnya.
Bagaimanapun juga dengan kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan tidak sistematis akan menyebabkan kekacauan nuansa pelaksanaannya. Dan paling tidak gambaran adanya interaksi antara peserta didik dan pengajar tidak berjalan secara harmonis karena kurang atau tidak didasari oleh suatu konsistensi di dalam pembelajaran. Strategi belajar yang berupa beberapa komponen dapat ditelaah bahwa kegiatan yang dilakukan oleh siswa dipenuhi dengan berbagai sistematika tertentu baik metode, cara dan sistemnya berkonotosi terhadap penciptaan situasi dan kondisi yang baik dan aman dalam memahami , meresapi dan menghayati norma-norma materi pelajaran yang disajikan oleh guru atau pengajar begitu juga dengan komponen terakhir ini, dapat menuangkan strategi yang baik sehingga benar–benar terjadi interaksi positip diantara kedua komponen tertsebut.
Bila hal ini teraktualisasi dan terlaksana dengan baik maka suasana belajar mengajar berlangsung secara terkendali sesuai dengan tuntunannya yang akhirnya dapat diwujudkan suatu tujuan yang menunjukkan eksistensi yang sangat tinggi.
c. Hubungan antara komponen strategi pembelajaran agama islam dengan suasana kondusif didalam pengajaran.
Pengajaran merupakan sub set dari suatu pendidikan atau pengajaran disekolah termasuk dalam kontek dalam ruang pendidikan. Kegiatan pengajaran berarti kegiatan pendidikan, tetapi bukan sebaliknya. Pencapaian tujuan pengajaran adalah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Demikianpun kegiatan pengajaran dengan sendirinya ada dalam ikatan situasi dan tujuan pendidikan. Interaksi pengajaran yang terikat oleh situasi dan tujuan pendidikan disebut interaksi edukatif. Terjadinya interaksi edukatif dalam pengajaran sangat ditunjang oleh nuansa yang terjadi dalam belajar mengajar dari segala lingkupnya yang paling penting dan utama menyangkut tentang methode system dan cara yang diterapkan masing–masing komponen dalam pembelajaran tersebut baik bagi peserta didik sebagai obyek belajar maupun pendidik sebagai orang yang memberikan pengajaran dalam hal transfer ilmu pengetahuan.
Pada fenomena diatas akan dapat dilihat begitu eratnya hubungan yang terjadi antara komponen strategi penyelenggaraan pendidikan agama islam dengan situasi benar–benar aman tertip dan terkendali dalam pelaksanaan pengajaran. Hubungan antara komponen strategi penyelenggaraan agama islam dengan penciptaan suasana kondusif dalam penyelenggaran dalam proses pengajaran yakni dengan mengefektifkan suatu system belajar mengajar akan dapat terpola suatu mekanisme pengajaran yang efektiv pula.
Melalui peranan dan hubungan komponen strategi penyelenggaraan pendidkan agama islam dalam menciptakan situasi dan suasana yang kondusif dalam pengajaran itu akan dapat terimplementasi secara akurat mengenai perwujudan suatu insan muda yang mempunyai bobot intelektual yang memadai sehingga akan terbentuk pula generasi penerus harapan bangsa dimasa akan dating, khususnya dalam melestarikan norma – norma dan nilai–nilai pendidikan secara luas dan menyeluruh.
4. KESIMPULAN
Komponen – komponen strategi pembelajaran agama islam meliputi tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi, guru dan siswa atau peserta didik.
Peranan komponen strategi penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di dalam menciptakan suasana kondusif dalam pelaksanaan pengajaran menurut estimasi mendasar penulis adalah sangat erat, kuat dan utama serta penting yang dalam hal ini dikarenakan oleh fonomena bahwa pelaksanaan pengajaran akan berlangsung secara aman , tertib , lancar dan terkendali yang terangkum dalam suasana yang kondusif apabila eksistensi diatas dibarengi dengan suatu penerapan strategi yang mantap dan efektif baik bagi pengajar maupun peserta didik sebagai komponen dari obyek belajar.
Hubungan yang terjadi antara komponen strategi penyelenggaraan pendidikan agama Islam sangat erat untuk menciptakan situasi benar–benar aman tertip dan terkendali dalam pelaksanaan pengajaran. Hubungan antara komponen strategi penyelenggaraan agama Islam dengan penciptaan suasana kondusif dalam penyelenggaran dalam proses pengajaran yakni dengan mengefektifkan suatu system belajar mengajar akan dapat terpola suatu mekanisme pengajaran yang efektif pula.
REFERENSI
Wojowasito Dan W.J.S Purwodarminto, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Hasta, Bandung, 1980.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, jakarta, 2000
Sudirman Nk, Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya, 1991.
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1992.
http://74.125.153.132.dimel2002.multiply.com/journal/item/IIperan-komponen-strategi-pai-dengan-suasana-kondusif.
http://dutamnasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dartikel.
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, bagi peranannya di masa yang akan datang. Disamping itu, sebuah pendidikan mempunyai tujuan. Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan tersusun bertingkat, yang terdiri dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler dan tujuan pembelajaran. Tujuan pendidikan nasional telah ditetapkan dalam undang-undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Disisi lain Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan pengajar atau guru dengan peserta didik atau siswa dalam memanifestasi aktivitas pengajaran. Sifat umum pola itu berarti bahwa macam- macam dan sekuensi ( urutan ) tindakan yang dimaksud nampak di gunakan atau di peragakan guru dengan siswa atau peserta didik pada berbagai ragam event pengajaran. Dengan kata lain, konsep strategi dalam konteks ini dimaksudkan pada karakteristik abstrak serangkaian tindakan guru dan peserta didik atau siswa dalam pengajaran.
Secara tersirat dibalik karakteristik abstrak itu terdapat perbedaan rasional antara strategi yang satu dengan strategi yang lainnya secara fundamental atau mendasar. Adapun serangkaian tindakan guru dan peserta didik dalam suatu event pengajaran aktual tertentu, disebut prosedur pengajaran. Pendidikan dapat dirumuskan dari sudut normatif, karena pendidikan menurut hakikatnya memang sebagai suatu peristiwa yang memiliki norma. Artinya bahwa dalam peristiwa pendidikan, pendidik yang dalam hal ini guru atau pengajar dan anak didik yang dalam hal ini siswa atau pelajar berpegang pada ukuran, norma hidup, nilai-nilai moral, kesusilaan yang kesemuanya merupakan sumber norma di dalam pendidikan.
Namun yang pasti semua strategi yang ada pasti mempunyai komponen-komponen yang saling berinteraksi dan berhubungan baik satu sama lain. Begiru pula strategi pembelajaran agama islam. Disana terdapat beberapa komponen yang perlu diketahui untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan yang sudah di tetapkan.
2. PERMASALAHAN
Dari pendahuluan diatas, maka kami dari pemakalah dapat memetakan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Apa komponen-komponen strategi pembelajaran agama islam?
2. Bagaimana peranan komponen strategi pembelajaran agama islam dalam menciptakan suasana kondusif dalam pembelajaran ?
3. Bagaiman hubungan komponen strategi pembelajaran agama islam dengan suasana kondusif dalam pengajaran ?
3. PEMBAHASAN
a. Komponen Strategi Pembelajaran Agama Islam:
Secara harfiah kata komponen dapat diartikan sebagai bagian. Jadi komponen adalah bagian dari tubuh dalam strategi pembelajaran. Proses belajar mengajar di sekolah merupakan suatu system interaksi, artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen yang berinteraksi antara satu sama lain.
Dengan demikian kita dihadapkan pada sejomlah komponen yang mana komponen itu harus ada. Tanpa komponen tidak akan terjadi proses edukatif antara pendidik dan peserta didik.
Adapun komponen-komponen tersebut adalah:
a. Tujuan pembelajaran:
Tujuan pembelajaran memiliki cirri penting dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan memberikan arah yang jelas dan dapat diartikan sebagai suatu cita-cita yang ingin dicapai pelaksana suatu kegiatan. Dengan membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran “sadar tujuan”.
b. Bahan pelajaran:
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan isampaikan dalam proses belajar mengajar. Sedangkan sudirman NK mengatakan bahwa bahan pelajaran adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan lancar dan mempelajari bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada anak didik dengan baik.
c. Kegiatan belajar mengajar:
Kegiatan belajar mengajar merupakan inti kegiatan dalam pendidikan, yaitu : segala sesuatu yang telah diprogramkan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini komponen inti meliputi manusiawi, guru dan anak didik melakukan kegiatan dengan tugas dan tanggung jawab dalam kebersamaan yang berlandaskan interaksi normative untuk bersama-sama mencapai tujuan pembelajaran.
d. Metode dan masa pembelajaran.
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pandangan syaiful bahri metode pembelajaran menempati posisi yang sangat penting sehingga seorang guru tidak akan dapat melaksanakan tugas tanpa dan apabila tidak menguasai metode pembelajaran.
e. Evaluasi
Evaluasi digunakan untuk melihat sejauhmanakah bahan yang diberikan kepada peserta didik dengan metode dan saran yang telah ada dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tegasnya evaluasi merupakan alat ukur guna mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran
f. Guru dan anak didik
Guru sebagai transfer knowledge yang mentransfer ilmunya untuk anak didiknya.
b. Peranan komponen srategi penyelenggaraan pendidikan agama islam dalam menciptakan suasana kondusif dalam pengajaran.
Dalam usaha pencapaian belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan atau kondisi belajar yang lebih kondusif . Dengan orientasi diatas akan berkaitan dengan proses ngajar mengajar. Mengajar diartikan sebuah usaha penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai komponen yang masing – masing akan saling mempengaruhi antara aspek yang satu dengan yang lain.
Komponen – komponen itu antara lain tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, materi, guru dan siswa yang memainkan peranan dalam hubungan social tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan serta sarana dan prasarana belajar yang tersedia. Komponen – komponen system itu saling mempengaruhi secara bervariasi sehingga setiap peristiwa belajar memiliki profil yang unik dan komplek. Masing – masing sistem profil lingkungan belajar diperuntukan tujuan – tujuan belajar yang berbeda.
Dengan kata lain untuk mencapai tujuan belajar tertentu harus diciptakan sistem lingkungan belajar tertentu pula. Tujuan belajar untuk pengembangan nilai afeksi memerlukan penciptaan sistem lingkungan berbeda dengan sistem yang dibutuhkan untuk tujuan belajar pengembangan gerak serta berbagai sistem yang lain.
Orientasi utama di dalam mewujudkan tujuan belajar diatas sangat dipengaruhi oleh fungsi dan peranan dari suatu strategi proses belajar yang diperankan peserta didik, serta strategi mengajar yang dilakukan oleh pendidik. Strategi belajar mengajar akan menjadi titik kulminasi didalam pemberdayaan sistem pembelajaran yang lebih komperehensif sehingga segala fonomena yang terkait dan terkandung didalamnya akan dapat dicermati dan ditelaah secara mendalam oleh komponen yang terkait didalamnya.
Peranan komponen strategi penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di dalam menciptakan suasana kondusif dalam pelaksanaan pengajaran menurut estimasi mendasar penulis adalah sangat erat, kuat dan utama serta penting yang dalam hal ini dikarenakan oleh fonomena bahwa pelaksanaan pengajaran akan berlangsung secara aman, tertib, lancar dan terkendali yang terangkum dalam suasana yang kondusif apabila eksistensi diatas dibarengi dengan suatu penerapan strategi yang mantap dan efektif baik bagi pengajar maupun peserta didik sebagai komponen dari obyek belajar.
Apabila kondisi ini diciptakan dengan baik maka intereaksi edukatif akan berlangsung secara harmonis sebagai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dengan demikian aktualisasi dilapangan pengajaran secara nyata perlu suatu sistem, metode , cara tertentu agar segala delik dan langkah – langkah yang ditempuh akan memberikan gambaran suatu keberhasilan dari berbagai aspek dan lingkupnya.
Bagaimanapun juga dengan kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan tidak sistematis akan menyebabkan kekacauan nuansa pelaksanaannya. Dan paling tidak gambaran adanya interaksi antara peserta didik dan pengajar tidak berjalan secara harmonis karena kurang atau tidak didasari oleh suatu konsistensi di dalam pembelajaran. Strategi belajar yang berupa beberapa komponen dapat ditelaah bahwa kegiatan yang dilakukan oleh siswa dipenuhi dengan berbagai sistematika tertentu baik metode, cara dan sistemnya berkonotosi terhadap penciptaan situasi dan kondisi yang baik dan aman dalam memahami , meresapi dan menghayati norma-norma materi pelajaran yang disajikan oleh guru atau pengajar begitu juga dengan komponen terakhir ini, dapat menuangkan strategi yang baik sehingga benar–benar terjadi interaksi positip diantara kedua komponen tertsebut.
Bila hal ini teraktualisasi dan terlaksana dengan baik maka suasana belajar mengajar berlangsung secara terkendali sesuai dengan tuntunannya yang akhirnya dapat diwujudkan suatu tujuan yang menunjukkan eksistensi yang sangat tinggi.
c. Hubungan antara komponen strategi pembelajaran agama islam dengan suasana kondusif didalam pengajaran.
Pengajaran merupakan sub set dari suatu pendidikan atau pengajaran disekolah termasuk dalam kontek dalam ruang pendidikan. Kegiatan pengajaran berarti kegiatan pendidikan, tetapi bukan sebaliknya. Pencapaian tujuan pengajaran adalah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Demikianpun kegiatan pengajaran dengan sendirinya ada dalam ikatan situasi dan tujuan pendidikan. Interaksi pengajaran yang terikat oleh situasi dan tujuan pendidikan disebut interaksi edukatif. Terjadinya interaksi edukatif dalam pengajaran sangat ditunjang oleh nuansa yang terjadi dalam belajar mengajar dari segala lingkupnya yang paling penting dan utama menyangkut tentang methode system dan cara yang diterapkan masing–masing komponen dalam pembelajaran tersebut baik bagi peserta didik sebagai obyek belajar maupun pendidik sebagai orang yang memberikan pengajaran dalam hal transfer ilmu pengetahuan.
Pada fenomena diatas akan dapat dilihat begitu eratnya hubungan yang terjadi antara komponen strategi penyelenggaraan pendidikan agama islam dengan situasi benar–benar aman tertip dan terkendali dalam pelaksanaan pengajaran. Hubungan antara komponen strategi penyelenggaraan agama islam dengan penciptaan suasana kondusif dalam penyelenggaran dalam proses pengajaran yakni dengan mengefektifkan suatu system belajar mengajar akan dapat terpola suatu mekanisme pengajaran yang efektiv pula.
Melalui peranan dan hubungan komponen strategi penyelenggaraan pendidkan agama islam dalam menciptakan situasi dan suasana yang kondusif dalam pengajaran itu akan dapat terimplementasi secara akurat mengenai perwujudan suatu insan muda yang mempunyai bobot intelektual yang memadai sehingga akan terbentuk pula generasi penerus harapan bangsa dimasa akan dating, khususnya dalam melestarikan norma – norma dan nilai–nilai pendidikan secara luas dan menyeluruh.
4. KESIMPULAN
Komponen – komponen strategi pembelajaran agama islam meliputi tujuan pembelajaran, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi, guru dan siswa atau peserta didik.
Peranan komponen strategi penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam di dalam menciptakan suasana kondusif dalam pelaksanaan pengajaran menurut estimasi mendasar penulis adalah sangat erat, kuat dan utama serta penting yang dalam hal ini dikarenakan oleh fonomena bahwa pelaksanaan pengajaran akan berlangsung secara aman , tertib , lancar dan terkendali yang terangkum dalam suasana yang kondusif apabila eksistensi diatas dibarengi dengan suatu penerapan strategi yang mantap dan efektif baik bagi pengajar maupun peserta didik sebagai komponen dari obyek belajar.
Hubungan yang terjadi antara komponen strategi penyelenggaraan pendidikan agama Islam sangat erat untuk menciptakan situasi benar–benar aman tertip dan terkendali dalam pelaksanaan pengajaran. Hubungan antara komponen strategi penyelenggaraan agama Islam dengan penciptaan suasana kondusif dalam penyelenggaran dalam proses pengajaran yakni dengan mengefektifkan suatu system belajar mengajar akan dapat terpola suatu mekanisme pengajaran yang efektif pula.
REFERENSI
Wojowasito Dan W.J.S Purwodarminto, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Hasta, Bandung, 1980.
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Rineka Cipta, jakarta, 2000
Sudirman Nk, Ilmu Pendidikan, Remaja Rosdakarya, 1991.
Muhammad Ali, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung, 1992.
http://74.125.153.132.dimel2002.multiply.com/journal/item/IIperan-komponen-strategi-pai-dengan-suasana-kondusif.
http://dutamnasyarakat.com/1/02dm.php?mdl=dartikel.
0 komentar:
Post a Comment