SUGENG RAWUH DATENG GUBUK ONLINE RAZY SAMUDRA: Blog ini kami sajikan untuk pengunjung, guna saling menambah khazanah keilmuan

Mencoba berbagai gaya

Gambar tersebut diambil dari berbagai macam kegiatan sik asik di MAN 2 Bojonegoro, Adventure ke Pacitan, Ponorogo, Wonogiri, Magetan dll.

Launching Website PW ISHARI Jatim

Rakorwil 2 PW ISHARI Jatim di PP. Sunan Kali Jaga Jabung Malang, tanggal 6-7 Maret 2015.

ISTIHLAL dan KAJIAN ASWAJA

ISTIHLAL DAN KAJIAN ASWAJA oleh Majelis Pembina Taman Pendidikan Al Qur'an An Nahdliyah th 2013 di ISLAMIC CENTRE Bojonegoro.

PERESMIAN GEDUNG TPQ/MADIN AS SALAM Bulu

Peresmian Gedung TPQ/Madin AS SALAM Bulu Balen Bojonegoro pada tanggal 28 Mei 2014.

WISUDA SANTRI TPQ

Wisuda Santri Taman Pendidikan Al Qur'an An Nahdliyah Cabang Bojonegoro di Islamic Centre Bojonegoro.

Saturday, March 26, 2011

Manajemen Umum (Sekilas Saja)


A. Pendahuluan
Sebagai manusia individu dan sosial, hendaknya kita sadar bahwa kehadiran manusia dibumi adalah untuk mengemban kekhalifahannya, serta menata bumi dan isinya untuk suatu rencana ketertiban, kedamaian, kebaikan dan kemakmuran individu dan masyarakat. Amal Shalih merupakam wujud mensyukuri nikmat Allah swt berupa akal, hati dan segala apa yang dikaruniakan pada manusia. Manusia harus ingat, disamping memakmurkan bumi, mereka harus memperhatikan petunjuk agama, dengan penyerahan total kepada Pencipta. Tugas utama manusia adalah untuk beribadah kepadaNya.
“Dan Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. Ad Dzariyat: 56)
Berbagai bidang garap telah ada dihadapan kita sebagai manusia guna mengaktualkan fungsi dan tujuan manusia diciptakan, baik berupa bidang ekonomi, pendidikan, politik, dan lain – lain. Dari berbagai bidang garap, tentunya membutuhkan pemikiran (Konsep) dan aktualisasi konsep (Fakta) itu sendiri baik secara individu dan organisasi (skala sedang dan besar). Itulah kehidupan, dan bagaimana menjalankan roda kehidupan tersebut?? Tentunya membutuhkan Manajemen yang solid dan bagus. Sebuah pertanyaan “Sejak Kapan Manajemen itu ada?” Dengan jawaban ”Sejak Adam dan Hawa mengadakan kerjasama untuk mewujudkan kehidupan berkeluarga. Disini telah terjadi “organisasi” seperti apa yang dirumuskan dalam pengertian manajemen yang kenal sekarang ini. Jadi sebenarnya, manajemen sudah ada sejak pertama lahir dibumi ini. Dengan kata lain umur manajemen setua umur manusia yang hidup di bumi ini.
B. Definisi
Secara etimolog
- “to manage” yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan dan memimpin.
- “management” bahasa latin “mono” tangan => “Manus” bekerja berkali-kali dengan menggunakan tangan, dan ditambah imbuhan “agere” yang berarti melakukan sesuatu sehingga menjadi “manager” yang berarti melakukan sesuatu berkali – kali dengan menggunakan tangan – tangan (Ukas, 2004:1)
- Manajemen dalam kamus Besar Indonesia versi 1 adalah Penggunaan daya secara efektif untuk mencapai sasaran; pimpinan yang bertanggungjawab atas jalannya perusahaan dan organisasi.
Secara terminolog
Pengertian manajemen telah diajukan oleh banyak tokoh manajemen .pengeertian – pengertian yang diajukan berbedada dansangat terpengaruh dengan letar kehidupan, pendidikan, dasar falsafah,tujuan dan sudut pandang tokoh dalam melihat persoalan yang dihadapi.
Manajemen dapat diartikan dengan tujuh sudut pandang yaitu:
1) Manajemen sebagai alat atau cara (Means)
Millon brown, “Management mean the efektive use of people, monay, equipment, material and method to accomplish aspesific objective” (Bruwn,1960). Manajemen adalah alat atau cara untuk menggunakan orang-orang, uang, perlengkapan, bahan – bahan, dan metode secara efektif untuk mencaapi tujuan.
Luther Gulick, dikutip oleh Hani Handoko, mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (sciences) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk mencapai tujuan dan membuat sitem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan (Handoko, 2001:11)
2) Manajemen Sebagai Tenaga atau Daya Kekuatan (Force)
Albert Lepawsky, ´Management is the force with leads, guide, and direct an organization in the accomplishment of a predetermined objective”. Manajemen adalah tenaga atau kekuatan yang memimpin, memberi petunjuk, dan mengarahkan suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Sedangkan Earl F. Lundgren menyatakan “Management is the force that througt decition making based on knowledge and understanding, interrelates, via appropriate lingking processes all the element of the organizational system in the manner designed to achieve the organizational objective”. Manajemen adalah sebuah kekuatan melalui pembuatan keputusan yang disadari pengetahuan dan pengertian yang saling terkait dan terpadu melalui lingkungan proses yang tepat dari semua unsure system organisaasi dalam suatu cara yang didesign untuk mencapai tujuan organisasi (Ukas, 2004:11)
3) Manajemen Sebagai Sistem (System)
Sanusi mengartikan manajemen sebagai system tingkah laku manusia yang kooperatif yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu melalui tindakan-tindakan rasional yang dilakukan secara terus menerus.”Managemen is the system of cooperative human behavior directed toward a certain through continous efforts of rational action.
4) Manajemen Sebagai Proses (Process)
George R. Terry menyebutkan bahwa”management is a distinct process consisting of planning,organiz ing,actuating and controlling performed to determine and accomplish Stated objectives by the use of human being and other resources”(Terry,1997). Manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan – tindakan perecanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran – sasaran yang telah di tentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber – sumber lainnya.
Menurut H.R. Lingt dan Allen Louis (1975),”management is the body of knowledge about managing. Managing the process is of planning, organizing, directing, coordinating, controlling, materials, machine and money s as secura the optimum achievement of objectives”. Manajemen adalah kerangka pengetahuan tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengendalian material, mesin – mesin dan uang untuk mencapai tujuan secara optimal .Jomes Stoner (1995:8), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Sufyarma dengan mengutip Miller mengartikan manajemen sebagai,”management is the process of directing and facilitating the work of people organized in formal group to achieve a desired goal”.Manajemen adalah seluruh proses kegiatan dan memanfaatkan orang – orang (sumber daya) dalam sebuah organiasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5) Manajemen Sebagai Fungsi (Function)
William Spriegel berpendapat,”management is that function of an interprise which concers with the direction and control of the various activities to attain the business objectives”.Manajemen sebagai kegiatan perusahaan yang mestinya dapat diterapkaan bagi kegiatan non-perusahaan yang berupa pemberian pengarahaan dan pengendalian bermacam-macam kegiatan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Menurut R.C. Devis ,”management is the function of executive leadership any where”. Manajemen merupakan fungsi dari kepemimpinan eksekutif pada organisasi apa pun(syamsi,1994:58).
Inti dari pendapat-pendapat di atas adalah bahwa: manajemen itu merupakan kegiatan pimpinan dengan menggunakan segala sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasinya. Dengan manajemen yang baik, maka di harapkan tujuan dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
6) Manajemen Sebagai Tugas (Task)
Manajemen sebagai tugas (task) sebagaimana didefinisikan oleh vermon A. Musselman yang di kutip oleh Maman Ukas bahwa “Management is as the task of planning,organzing,and staffing and controlling the work of order to achieve one or more objectives”.Manajemen sebagai tugas dari perencanaan,pengorganisasian, dan penyetafan dan pengawasan pekerjaan yang lainnya agar mencapai satu atau lebih tujuan (Ukas,2004:13).
7) Manajemen Sebagai Aktivitas atau Usaha (Activity/ Effort)
H. Koontz and Donnel (1972),”management is getting things done through the efforts of other people”. Manajemen adalah usaha mendapatkan sesuatu melalui kegiatan orang lain. R.w. morel (1969),”management is that activity in the organization and deciding upon the ends of the organization and deciding upon the means by which the goals are to be effectively reached”. Manajemen adalah kegiatan di dalam sebuah organisasi dan penetapan tujuan organisasi serta penetapan penggunaan alat-alat dengan tujuan mencapai tujuan yang efektif.
Inti dari berbagai sudut pandang dan Variasi pengertian manajemen tersebut sesungguhnya adalah usaha me-manage (mengatur) organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif, efisien,dan produktif. Efektif berarti mampu mencapai tujuan dengan baik (doing the right thing), sedangkan Efisien berarti melakukan sesuatu dengan benar (doing thing right).
Skema Pengertian-pengertian manajemen

C. Komitment
Perjalanan manajemen untuk sampai di tujuan bersama, diperlukan sinergi orang-perorangan yang terlibat sesuai Job-Discription. Adalah membutuhkan suatu komitment dalam rangka mewujudkan tujuan bersama, dan terhindar dari “al haqq bilaa nidlam, qad yaghlibu al baathil bi al nidlam” perkara yang haq yang tidak teroganisir dengan baik, terkadang dikalahkan dengan kebathilan yang teroganisir dengan baik. Akan terasa indah dan bernilai ibadah apabila perjalanan panjang dan melelahkan dalam menjalankan amanah dalam suatu organisasi, semoga Sebagai Shirath untuk meniti pertemuan dan perjumpaan mencari keridloan Allah swt, …. Amin..

HAKEKAT DAN TUJUAN PENDIDIKAN


Oleh: Fahru Rozi, M.Pd.I

A. Pendahuluan
Manusia merupakan karya Allah SWT yang paling istimewa, bila dilihat dari sosok diri, serta beban yang tanggung jawab yang diamanatkan kepadanya. Manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang paling mulia karena kesempurnaan bentuk dan kelebihan akal pikiran yang ikut membedakannya dari makhluk lainnya. Firman Allah dalam surat al Isra’ Ayat 70:
“ Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
Sebagai konsekuensinya, manusia dituntut untuk berbakti kepada Allah dengan memanfaatkan kesempurnaan dan kelebihan akal pikiran, dan segala kelebihan lain yang telah dianugerahkan kepadanya.
Selain itu manusia adalah makhluk yang bisa berkembang dan berproduksi. Proses produksi manusia tidak hanya secara kuantitatif tapi juga harus secara kualitatif. Agar perkembangan manusia menjadi manusia itu manusiawi di butuhkan upaya humanisasi. Ada pendapat mengatakan bahwa salah satu upaya untuk memanusiakan manusia adalah melalui proses pendidikan.
Manusia selain makhluq individu pada dasarnya dia adalah makhluk sosial, jadi dalam kehidupannya dia selalu berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Upaya humanisasi manusia melalui proses pendidikan melibatkan banyak manusia lainnya. Di rumah yang berperan besar adalah orang tua. Di sekolah yang berperan besar adalah para guru, sedangkan di lingkungan masyarakat yang berperan dalam pendidikan adalah teman pergaulannya. Selain itu faktor individu juga berperan juga menentukan hasil dari upaya tersebut. Mengapa manusia perlu di manusiakan lewat pendidikan? Dan apakah pendidikan itu sendiri? Esensi pendidikan itu apa? Dan tujuan akhir dari pendidikan yang di maksud?

B. Hakekat Pendidikan
Sebelum kita beranjak kesuatu hakekat pendidikan, terlebih dahulu kita fahami, apa itu hakekat dan apa yang dimaksud Pendidikan? Dalam kamus besar bahasa Indonesia versi software, Hakekat; Hakikat adalah intisari atau dasar. Sedangkan Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.
Pendidikan pada Hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah. Ditinjau dari beberapa konsep, Hakikat pendidikan :
a) Pendidikan dalam konsep Tarbiyah: hubungan antara tugas orang tua terhadap anaknya dengan Tuhan sebagai Rabb (maha pendidikan).
b) Pendidikan dalam konsep Ta’dib: Allah SWT sebagai pendidik yang maha agung yang mendidik Rosul dengan sistem pendidikan yang terbaik.
c) Pendidikan dalam konsep Ta’lim: berkonotasi pembelajaran, yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan.
Suatu rumusan masalah tentang istilah “pendidikan” adalah sebagai berikut:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”

C. Tujuan Pendidikan
1. Perspektif Sejarah
Setelah dekrit presiden 5 Juli 1959, terjadi kegoncangan politik dan ideology yang mempengaruhi dunia pendidikan yang pada waktu itu (1965) pendidikan dalam keadaan krisis sebagaimana dikenal dengan adanya Sapta Usaha Tama (Pengumuman Menteri Pemuda Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan No. 1 tanggal 17 Agustus 1959). Sistem pendidikan Nasional Pancawardhana (Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 2/1961) dan keputusan president no. 145 tahun 1965 yang menetapkan : (1) memberi nama system pendidikan Nasional menjadi system pendidikan Nasional Pancasila, dan (2) Rumusan induk system pendidikan Nasional Pancasila. Dalam rumusan induk itu dinyatakan bahwa pendidikan Nasional baik yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta dari pendidikan prasekolah sampai pendidikan tinggi supaya melahirkan warga Negara yang sosialis Indonesia susila, yang bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia, adil, makmur, baik spiritual maupun material yang berjiwa pancasila. Sistem pendidikan tersebut diatas berakhir dengan meletusnya G30SPKI 1965. Baru pada tahun 1966 dimasa orde baru dengan keputusan MPRS No XXVII/ MPRS/ 1966 bab II Pasal 3, menegaskan tentang pendidikan adalah: pancasila dan tujuan pendidikan adalah membentuk manusia pancasila sejati berdasarkan ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.
Tujuan berlanjut dan mendasari kurikulum 1968. Tujuan itu berkembang kearah penyempurnaan dengan adanya keputusan MPR No. IV/ MPR/ 1973 yang berbunyi bahwa “Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan bertujuan meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan YME, kecerdasan, ketrampilan, memperingati budi pekerti, perkembangan kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia – manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri, serta bersama – sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa”. Tujuan tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap kurikulum 1975/1976. Tujuan tersebut dijabarkan kemudian kepada tujuan pendidikan umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum, dan tujuan instruksional khusus. Sedangkan keputusan MPR 1978 tidak memunculkan perubahan, demikian juga keputusan MPR 1983. Semua itu secara Nasional dan Konsepsional tujuan pendidikan berjalan dengan stabil, yang menekankan manusia pribadi (Mandiri) dan manusia Sosial (pertanggung jawab atass pembangunan bangsa) yang bercirikan berketaqwaan kepada Tuhan YME, cerdas, terampil, berbudi luhur, berkepribadian, dan memiliki semangat kebangsaan yang tebal.
Tujuan pendidikan dari masa kemasa mengalami perubahan hingga pada Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional, tahun 2003 pada Bab II, pasal 3 menegaskan bahwa :
“Pendidikan Nasioanal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.

Sedangkan pada pasal 4 menyatakan tujuan pendidikan Nasional sebagai berikut:
“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.

2. Macam – Macam Tujuan Pendidikan :
 Tujuan umum.:
• Menurut kohnstamm dan gunning, tujuan umum pendidikan adalah untuk membentuk insan kamil atau manusia sempurna.
• Sedangkan menurut kihajar dewantara, tujuan akhir pendidikan ialah agar anak sebagai manusia (individu) dan sebagai anggota masyarakat (manusia sosial), dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya.

 Tujuan khusus : Adalah tujuan – tujuan pendidikan yang telah disesuaikan dengan keadaan tertentu, dalam rangka untuk mencapai tujuan umum pendidikan.

 Tujuan tak lengkap; Adalah tujuan dari masing – masing aspek pendidikan.

 Tujuan insidental: adalah tujuan yang timbul secara kebetulan. Secara mendadak, misal tujuan untuk mengadakan hiburan atau variasi dalam kehidupan sekolah.

 Tujuan sementara: adalah tujuan – tujuan yang ingin kita capai dalam fase – fase tertentu dari pendidikan.

 Tujuan perantara: adalah merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan – tujuan lain. Misal mempelajari bahasa guna mempelajari literatur – literatur asing.
D. The end of education
Kerap kali terucap dari mulut manusia “kapan pendidikan diakhiri?”, terlebih dengan bahasa jawa “sekoolah wae, sok apan marine??” “sinaaau wae, sok apan marine??”dan dari fakta yang ada manusia memulai memplanning hidupnya dari tahun ketahun. Bahkan, berapa tahun untuk pendidikan, berapa tahun untuk bekerja. Anjuran dalam Islam tentang pendidikan terus menerus (Continou) hingga keliang lahat, setiap ruang dan waktu, dengan siapa dan dimana saja.
The end of education adalah istilah dari Postman yang bermakna ambigu yang bisa berarti hasil dari tujuan pendidikan, dan bisa berarti akhir atau matinya pendidikan dan atau mungkin berakhirnya hidup manusia. Mungkin benar juga apa yang pernah dikatakan Margareth Teacher, sekolah itu candu. Sekolah telah disorientasi pendidikan yang tidak transfer of knowledge dan transfer of value. Sekolah sudah terjebak dalam formalitas dan kapitalisme.

E. Kesimpulan
Pendidikan pada hakikatnya tidaklah terbuntu pada tembok sekolah saja. Lebih luas lagi kehidupan adalah pendidikan itu sendiri. Kehidupan adalah suatu perguruan yang sangat luas. Segala sesutu yang kita temui adalah sang guru. Namun dalam kehidupannya manusia membuat rule agar pendidikan itu berjalan sistematis dan memenuhi harapan dari pada tujuan pendidikan itu.
Dan dari paparan tersebut, pendidikan bertujuan untuk Mendewasakan yang belum dewasa, mencerdaskan yang belum cerdas, yaitu menuju kecerdasan IESQ (Intelektual, Emotional, Spiritual Quotient). Dan mencapai tingkat Insan Kamil.

F. Penutup
Dunia sebagai sarana dan akhirat tujuannya, hidup yang kita jalani merupakan proses kita (dan terus berproses) sampai dikehidupan berikutnya (Life after death). Tiada kekayaan yang lebih utama dari pada akal, tiada kepapaan yang lebih menyedihkan dari pada kebodohan, dan tiada warisan yang lebih baik dari pada pendidikan. Salam Sukses Selalu. Wa Allahu A’lam Bi al Showab.





DAFTAR PUSTAKA



Engkoswara, M.Ed.H, Prof, Dr., Administrasi Pendidikan (Bandung; Alfabeta, 2010)
H. Jalaluddin, Prof, Dr., Teologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001)
Hamalik, Oemar, Dr., Perencanaan dan Manajemen Pendidikan, (Bandung; Mandar Maju, 1991)
Indrakusuma, Daien, Amir, Drs., Pengantar Ilmu Pendidikan, Di download dari : http://mz-pendidikan.blogspot.com/2010/09/pengantar-ilmu-pendidikan.html
Kamus Besar Bahasa Indonesia versi Software, di download dari http://ebsoft.web.id
Ludjito, Ahmad, H, Prof, Drs. Dkk. Guru Besar Berbicara; Mengembangkan Keilmuan Pendidikan Islam (Semarang; RaSAIL Media Group, 2010)
Qur’an in Word, didownload di http://www.geocities.com/mtaufiq.rm/quran.html
Tirtarahardja, Prof., Dr., dan La Sulo S.L, Drs., Pengantar Pendidikan, edisi revisi. (Jakarta; Rineka Cipta, 2005)
UU RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung; Citra Umbara, 2003)

Wednesday, September 15, 2010

Khutbah Q, Idul Fitri 1431H/ 2010. di Masjid al Ishlah Bangle, Bulu, Balen, Bojonegoro

خطبة الأولى
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ, اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ, اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ, وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْ, وَكُلَّمَا اَطْعَمَ القَانِعُ اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيٌّ قَدْ غََفَرَ اللهُ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّر, مَعَ ذلِكَ قَامَ عَلَى قَدَمِهِ الشَرِيْفِ حَتىَّ تَفْطَر, وَجَاهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ فَمَا تَوَانىِ وَلاَتَأَخَّر, اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ ماَاسْتَطَعْتُمْ وَاشْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ الَّتِيْ وَصَلَنَا لِلإيْمَانِ وَوَصَلَنَا إلىَ اْلعِيْدِ الفِطْرِ الْمُبَارَكْ، قاَلَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍوَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ
قَالَ أَنَسٌ بْنُ مَالِكٍ : لِلْمُؤْمِنِ خَمْسَةُ أَعْيَادٍ : الأَوَّلُ كُلُّ يَوْمٍ يَمُرُّ عَلَى المُؤْمِنِ وَلاَيُكْتَبُ عَلَيْهِ ذَنْبٌ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالثَانِى اليَوْمُ الَذِى يَخْرُجُ مِنَ الدُنْيَا باِلإِيمَانِ وَالشَهَادَةِ وَالعِصْمَةِ مِنْ كَيْدِ الشَيْطَانِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالثَالِثُ اليَوْمُ الَّذِى يجُاَوِزُ فِيْهِ الصِرَاطَ وَيَأْمَنُ مِنْ أَهْوَالِ القِيَامَةِ وَيَخْلُصُ مِنْ أَيْدِى الخُصُومِ وَالزَبَانِيَةِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالرَّابِعُ اليَوْمُ الَّذِى يَدْخُلُ فِيْهِ الجَنَّةَ وَيَأْمَنُ مِنَ الجَحِيْمِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالخَامِسُ اليَوْمُ الَّذِى يَنْظُرُ فِيْهِ إِلىَ رَبِّهِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ (أبو الليث)
وَحُكِىَ عَنْ أَنَسِ نابْنِ مَالِكٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً, عَنِ الَنِبىِّ عَلَيْهِ الصَلاَةُ وَالسَلاَمُ "أَنَّهُ خَرَجَ لِصَلاَةِ العِيْدِ وَالصِّبْياَنُ يَلْعَبُوْنَ وَفِيْهِمْ صَبِىٌّ جَالِسٌ فِى مُقَابَلَتِهِمْ وَعَلَيْهِ ثِياَبٌ بذلة وَهُوَ يَبْكِى, فَقَالَ النَبِىُّ عَلَيْهِ الصَلاَةُ وَالسَلاَمُ لَهُ أَيُّهَا الصَبِىُّ ماَلَكَ تَبْكِى فَلاَ تَلْعَبُ مَعَهُمْ؟ فَلَمْ يَعْـرِفْهُ الصَبِىُّ, فَقَالَ لَهُ أَيُّهَا الرَجُلُ مَاتَ أَبِى بَيْنَ يَدَى رَسُوْلِ اللهِ فِى غَزْوَةٍ كَذَا وَتَزَوَّجَتْ اُمِّى وَأَكَلَتْ أَمْوَالِى وَأَخْرَجَنِى زَوْجُهَا مِنْ بَيْتِى, وَلَيْسَ لِى طَعَامٌ وَلاَشَرَابٌ وَلاَثِيَابٌ وَلاَبَيْتٌ, فَلَمَّا نَظَرْتُ اليَوْمَ إِلىَ الصِبْيَانِ ذَوِى الآبآءِ أَخَذَتْنِى مُصِيْبَةُ أَبِى فَلِذلِكَ أَبْكِى, فَأَخَذَهُ رَسُوْلُ اللهِ بِيَدِهِ فَقَالَ لَهُ يا صَبِىُّ هَلْ تَرْضَانِى أَنْ أَكُوْنَ أَباً وَعَآئِشَةُ اُمًّا وَعَلِيًّا عَمًّا وَالحَسَنُ وَالحُسَيْنُ أَخَوْينِ وَفَاطِمَةُ أُخْتاً لَكَ؟ فَعَرِفَ الصَبِىُّ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ, فَقَالَ لِمَ لاَ أَرْضَى يَارَسُوْلَ اللهِ؟ فَحَمَلَهُ النَبىُ عليه الصلاة والسلام إلى منـزلِه وَأَلْبَسَهُ أََحْسَنَ الثِياَبِ وَأَشْبَعَهُ وَزَيَّـنَهُ وَطَيـَّبَهُ فَخَرَجَ الصَبىُ ضَاحِكاً مُسْتَبْشِرًا, فَلَمَّا رَآهُ الصِبْيَانُ قَالُوا لَهُ كُنْتَ قَبْلَ هذَا الآنَ تَبْكِى فَماَ بَالُكَ صِرْتَ الآنَ مَسْرُوْرًا ؟ فَقَالَ كُنْتُ جَآئِعاً فَشُبِعْتُ وَكُنْتُ عَارِياً فَلُبِسْتُ وَكُنْتُ يَتِيْمًا فَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ أَبِى وَعَآئِشَةُ اُمِّى وَالحَسَنُ وَالحُسَيْنُ أَخَوَىَّ وَعَلِىٌّ عَمِّى وَفَاطِمَةُ أُخْتِى, أَفَلاَ أَفْرَحُ؟ فَقَالَ الصِبْياَنُ ياَلَيْتَ اَبآءَناَ قُتِلُوا فِى سَبِيْلِ اللهِ فىِ تِلْكَ الغَزْوَةِ فَنَكُوْنُ كَذَالِكَ, فَلَماَّ تُوُفِّىَ النَبىُ عليه الصلاة والسلام خَرَجَ الصبىُّ وَهُوَ يَحْثوُ التُراَبَ عَلىَ رَأْسِهِ, فَاسْتَغَاثَ وَقَالَ الآنَ صِرْتُ غاَرِباً وَيَتِيْمًا, فَضَمَّهُ أَبوُ بَكْرٍ نالصِّدِّيْقُ إِلىَ نَفْسِهِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ" (عثمان بن حسن بن أحمد الشاكر الخوبرى, درة الناصحين, فى بيان عيد الفطر, الهداية سوربايا, صحيفة: 278 )

Hadirin Jamaah Idul Fitri ingkang dimuliaken Allah SWT.
Alhamdulillah wonten enjang puniko kito saget makempal kanti raos ati bungah lan khusyuk, lan sareng – sareng ngagungaken lan nyukuri nikmate Allah SWT.
Keranten meniko, monggo, wonten enjang engkang penuh kebahagiaan meniko, kito sami ningkataken raos taqwa kito wonten nagrso dalem Allah SWT, kanti ngelampahi nopo ingkang sampun dadi perintahipun, lan ngedohi sedoyo larangan-laranganipun, kanti ikhlas, senajan sampun mboten ten lebete ulan romadhon maleh.

Hadirin yang Berbahagia
Wonten dinten idul fitri meniko, monggo kito sedoyo sami ngapuro, sebab ulan ramadhan wingi niku bulan ingkang penuh magfiroh, ulan pengapuro, sehinggo katah pelajaran ingkang saget kito petik sangking hikmah romadhon kapengker.

Gusti Allah niku maha pengampun, pun sakmestine kito sesama muslim ugi saget ngampuni, ngapuro dateng sedoyo kesalahan – kesalahan sederek muslim lintune, kesalahan tiyang sepuh, konco, tonggo, ugi sanes sanesipun..

Ngapuro iku artine nyukani kelonggaran dateng tiyang ingakang mbetahaken pertolongan, sebab keranten nyukani pertolongan dateng tiyang ikang mbetahaken pertolongan, berati kito ugi sampun nolong dateng badan kito piyambak.
Sesuai sabda Rasulullah SAW :
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ،

Artosipun : sinten tiyang ingakang nulungi kerupekane sderek muslim wonten ing dunyo, mongko gusti Allah bakal nulungi kerupekane tiyang wau mbenjeng wonten akhirot. Lan sinten tiyange ingkang purun bantu marang sederk muslim liyane, gusti Allah bakan nulungi kesulitane benjeng wonten dinten qiyamat.
Saling memaafkan, tolong menolong, niku sifat alami menungso, lan setiap menungso pasti ketatrapan sifat puniko, namun, syaitan lan nefsu-lah sejatosipun ingkang damel sifat tolong menolong meniko mboten saget muncul marang pribadi kito. Kadang sarano drengki, kito mboten purun nulung marang sederek- sederek kito, umpamane, keranten nate di larake atine, utowo perkoro dados saingan wonten pendamelan lan sak pinunggalane. Padahal kito saget nyukani pertolongan marang sederek kolo wau.
Hal ingkang kados mekatenlah, ingakang estu estu mesti kito tebihi, kanti ihklas lan penuh persaudaraan.
Hadirin ingkang dimuliaken dening Allah SWT.

Wonten hari raya idul fitri meniko, kulo ngajak kito sedoyo, monggo sami – samai gadah manah engkang ageng, jembarake dada, ramadhan sampun nyukani pelajaran tentang kejujuran, kekhusyukan, dan kesabaran. Pramilo, monggo kito terusake sifat-sifat meniko sakba’dane ramadhon ningglake kito sedoyo.
Bekmenawi wonten raos dendam, dengki, gelo ingkang tasek wonten manah kito, monggo wonten kesempatan riyadin puniko di pu ilangi, di ganti kelawan sifat kasih sayang lan saling tolong menolong ugi sifat sabar. lan sakba’danipun kito saget ngapuro sedoyo kesalahan sederek-sederek kito. Insyaalah kawontenan agama islam sansoyo kiat, saling asih, sami melasi sederek – sederek kito. Sehinggo bilih enten ganggu sederek kito, kito sebagai sederek muslim saget mbelani, mekaten perintahipun Allah SWT, bilih umat Islam kedah saget kados badan setunggal, umpami salah sijine anggota badan niku di sakiti, mongko anggota badan lintune inggih keraos sakit.

Hadirin jamaah sholat idul fitri rohimakumullah..
Selajengipun, Allah SWT dan kanjeng nabi Muhammad SAW, ugi sampun merintah dateng kito, bilih tiang muslim niku kedah nutupi aibpipun, keawonanipun sederek muslim lintune. Sehingga aib kito mbenjeng wonten yaumal qiyamah inggih dipun tutupi dening Allah SWT. Kito wajib nulungi sederek ingkang lemah, fa insyaalah mbenjeng Allah bakal nulungi kelemahan- kelemahan kito wonten dinten qiyamat, bahkan Gusti Allah sampun janji, bilih tiyang ingkang melindungi, nulung, marang sedereke, mangka gusti Allah bakal nulungi tiyang wau, ten dunyo ugi ten akhirote.

sabda Rasulullah SAW :
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ
Sinten tiyang ingkang nutupi aib sedereke, mangka mesti gusti Allah bakal nutupi aib ipun tiyang wau dunyo lan akhirote, setuhune gusti Allah iku ngelindungi tiyang ingkang ngelindungi sederek muslime..
Idul fitri dinten kemenangan kangge tiyang-tiyang engkang dipun kersa'ake dining Allah Swt, kathah sanget kesempatan hanggayuh ied,
قَالَ أَنَسٌ بْنُ مَالِكٍ : لِلْمُؤْمِنِ خَمْسَةُ أَعْيَادٍ : الأَوَّلُ كُلُّ يَوْمٍ يَمُرُّ عَلَى المُؤْمِنِ وَلاَيُكْتَبُ عَلَيْهِ ذَنْبٌ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالثَانِى اليَوْمُ الَذِى يَخْرُجُ مِنَ الدُنْيَا باِلإِيمَانِ وَالشَهَادَةِ وَالعِصْمَةِ مِنْ كَيْدِ الشَيْطَانِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالثَالِثُ اليَوْمُ الَّذِى يجُاَوِزُ فِيْهِ الصِرَاطَ وَيَأْمَنُ مِنْ أَهْوَالِ القِيَامَةِ وَيَخْلُصُ مِنْ أَيْدِى الخُصُومِ وَالزَبَانِيَةِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالرَّابِعُ اليَوْمُ الَّذِى يَدْخُلُ فِيْهِ الجَنَّةَ وَيَأْمَنُ مِنَ الجَحِيْمِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالخَامِسُ اليَوْمُ الَّذِى يَنْظُرُ فِيْهِ إِلىَ رَبِّهِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ (أبو الليث)
Setunggaling hikayat engkang mengku kalihan idul fitri:
وَحُكِىَ عَنْ أَنَسِ نابْنِ مَالِكٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً, عَنِ الَنِبىِّ عَلَيْهِ الصَلاَةُ وَالسَلاَمُ "أَنَّهُ خَرَجَ لِصَلاَةِ العِيْدِ وَالصِّبْياَنُ يَلْعَبُوْنَ وَفِيْهِمْ صَبِىٌّ جَالِسٌ فِى مُقَابَلَتِهِمْ وَعَلَيْهِ ثِياَبٌ بذلة وَهُوَ يَبْكِى, فَقَالَ النَبِىُّ عَلَيْهِ الصَلاَةُ وَالسَلاَمُ لَهُ أَيُّهَا الصَبِىُّ ماَلَكَ تَبْكِى فَلاَ تَلْعَبُ مَعَهُمْ؟ فَلَمْ يَعْـرِفْهُ الصَبِىُّ, فَقَالَ لَهُ أَيُّهَا الرَجُلُ مَاتَ أَبِى بَيْنَ يَدَى رَسُوْلِ اللهِ فِى غَزْوَةٍ كَذَا وَتَزَوَّجَتْ اُمِّى وَأَكَلَتْ أَمْوَالِى وَأَخْرَجَنِى زَوْجُهَا مِنْ بَيْتِى, وَلَيْسَ لِى طَعَامٌ وَلاَشَرَابٌ وَلاَثِيَابٌ وَلاَبَيْتٌ, فَلَمَّا نَظَرْتُ اليَوْمَ إِلىَ الصِبْيَانِ ذَوِى الآبآءِ أَخَذَتْنِى مُصِيْبَةُ أَبِى فَلِذلِكَ أَبْكِى, فَأَخَذَهُ رَسُوْلُ اللهِ بِيَدِهِ فَقَالَ لَهُ يا صَبِىُّ هَلْ تَرْضَانِى أَنْ أَكُوْنَ أَباً وَعَآئِشَةُ اُمًّا وَعَلِيًّا عَمًّا وَالحَسَنُ وَالحُسَيْنُ أَخَوْينِ وَفَاطِمَةُ أُخْتاً لَكَ؟ فَعَرِفَ الصَبِىُّ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ, فَقَالَ لِمَ لاَ أَرْضَى يَارَسُوْلَ اللهِ؟ فَحَمَلَهُ النَبىُ عليه الصلاة والسلام إلى منـزلِه وَأَلْبَسَهُ أََحْسَنَ الثِياَبِ وَأَشْبَعَهُ وَزَيَّـنَهُ وَطَيـَّبَهُ فَخَرَجَ الصَبىُ ضَاحِكاً مُسْتَبْشِرًا, فَلَمَّا رَآهُ الصِبْيَانُ قَالُوا لَهُ كُنْتَ قَبْلَ هذَا الآنَ تَبْكِى فَماَ بَالُكَ صِرْتَ الآنَ مَسْرُوْرًا ؟ فَقَالَ كُنْتُ جَآئِعاً فَشُبِعْتُ وَكُنْتُ عَارِياً فَلُبِسْتُ وَكُنْتُ يَتِيْمًا فَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ أَبِى وَعَآئِشَةُ اُمِّى وَالحَسَنُ وَالحُسَيْنُ أَخَوَىَّ وَعَلِىٌّ عَمِّى وَفَاطِمَةُ أُخْتِى, أَفَلاَ أَفْرَحُ؟ فَقَالَ الصِبْياَنُ ياَلَيْتَ اَبآءَناَ قُتِلُوا فِى سَبِيْلِ اللهِ فىِ تِلْكَ الغَزْوَةِ فَنَكُوْنُ كَذَالِكَ, فَلَماَّ تُوُفِّىَ النَبىُ عليه الصلاة والسلام خَرَجَ الصبىُّ وَهُوَ يَحْثوُ التُراَبَ عَلىَ رَأْسِهِ, فَاسْتَغَاثَ وَقَالَ الآنَ صِرْتُ غاَرِباً وَيَتِيْمًا, فَضَمَّهُ أَبوُ بَكْرٍ نالصِّدِّيْقُ إِلىَ نَفْسِهِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ" (عثمان بن حسن بن أحمد الشاكر الخوبرى, درة الناصحين, فى بيان عيد الفطر, الهداية سوربايا, صحيفة: 278 )
Idul Fitri, mboten namung rasukan engkang enggal, sae, edi, kendaraan engkang sae.. lan sak pinunggalane, angeng engkang dipun wastani ied, sejauh mana, iman-taqwa kito saget tambah:
وَقِيْلَ: "لَيْسَ العِيْدُ لمَِنْ لَبِسَ الجَدِيْد إِنَّمَا العِيْدُ لمَِنْ طَاعَتُهُ تَزِيْد "
Sak ba'dane iedul fitri, Mugi mugi iman-taqwa kita saget tambah, lan mugi Allah SWT, dadosaken kulo lan panjenegan sedoyo, dados umat ingkang kuat, berjaya, wonten ing dunyo, ugi wonten akhirot. Kanti penuh rasa persaudaraan, tolong menolong lan kebahagiaaan, sehinngo mbenjeng kito saget sareng- sareng manjing dateng suwargonipun Allah SWT. Amin. Ya robbal alamin..
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ ، رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لاَّ رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُخْلِفُ الْمِيعَادَ ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ، زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ ، (رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

خطبة الثانى
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَيآاَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتِكَ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَْلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَآءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Khutbah Q,

خطبة الأولى
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ, اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ, اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ, وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْ, وَكُلَّمَا اَطْعَمَ القَانِعُ اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيٌّ قَدْ غََفَرَ اللهُ لَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّر, مَعَ ذلِكَ قَامَ عَلَى قَدَمِهِ الشَرِيْفِ حَتىَّ تَفْطَر, وَجَاهَدَ فِى اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ فَمَا تَوَانىِ وَلاَتَأَخَّر, اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوا اللهَ ماَاسْتَطَعْتُمْ وَاشْكُرُوْا نِعْمَةَ اللهِ الَّتِيْ وَصَلَنَا لِلإيْمَانِ وَوَصَلَنَا إلىَ اْلعِيْدِ الفِطْرِ الْمُبَارَكْ، قاَلَ اللهُ تَعَالىَ فِيْ كِتَابِهِ الكَرِيْمِ : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍوَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ
قَالَ أَنَسٌ بْنُ مَالِكٍ : لِلْمُؤْمِنِ خَمْسَةُ أَعْيَادٍ : الأَوَّلُ كُلُّ يَوْمٍ يَمُرُّ عَلَى المُؤْمِنِ وَلاَيُكْتَبُ عَلَيْهِ ذَنْبٌ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالثَانِى اليَوْمُ الَذِى يَخْرُجُ مِنَ الدُنْيَا باِلإِيمَانِ وَالشَهَادَةِ وَالعِصْمَةِ مِنْ كَيْدِ الشَيْطَانِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالثَالِثُ اليَوْمُ الَّذِى يجُاَوِزُ فِيْهِ الصِرَاطَ وَيَأْمَنُ مِنْ أَهْوَالِ القِيَامَةِ وَيَخْلُصُ مِنْ أَيْدِى الخُصُومِ وَالزَبَانِيَةِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالرَّابِعُ اليَوْمُ الَّذِى يَدْخُلُ فِيْهِ الجَنَّةَ وَيَأْمَنُ مِنَ الجَحِيْمِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالخَامِسُ اليَوْمُ الَّذِى يَنْظُرُ فِيْهِ إِلىَ رَبِّهِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ (أبو الليث)
وَحُكِىَ عَنْ أَنَسِ نابْنِ مَالِكٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً, عَنِ الَنِبىِّ عَلَيْهِ الصَلاَةُ وَالسَلاَمُ "أَنَّهُ خَرَجَ لِصَلاَةِ العِيْدِ وَالصِّبْياَنُ يَلْعَبُوْنَ وَفِيْهِمْ صَبِىٌّ جَالِسٌ فِى مُقَابَلَتِهِمْ وَعَلَيْهِ ثِياَبٌ بذلة وَهُوَ يَبْكِى, فَقَالَ النَبِىُّ عَلَيْهِ الصَلاَةُ وَالسَلاَمُ لَهُ أَيُّهَا الصَبِىُّ ماَلَكَ تَبْكِى فَلاَ تَلْعَبُ مَعَهُمْ؟ فَلَمْ يَعْـرِفْهُ الصَبِىُّ, فَقَالَ لَهُ أَيُّهَا الرَجُلُ مَاتَ أَبِى بَيْنَ يَدَى رَسُوْلِ اللهِ فِى غَزْوَةٍ كَذَا وَتَزَوَّجَتْ اُمِّى وَأَكَلَتْ أَمْوَالِى وَأَخْرَجَنِى زَوْجُهَا مِنْ بَيْتِى, وَلَيْسَ لِى طَعَامٌ وَلاَشَرَابٌ وَلاَثِيَابٌ وَلاَبَيْتٌ, فَلَمَّا نَظَرْتُ اليَوْمَ إِلىَ الصِبْيَانِ ذَوِى الآبآءِ أَخَذَتْنِى مُصِيْبَةُ أَبِى فَلِذلِكَ أَبْكِى, فَأَخَذَهُ رَسُوْلُ اللهِ بِيَدِهِ فَقَالَ لَهُ يا صَبِىُّ هَلْ تَرْضَانِى أَنْ أَكُوْنَ أَباً وَعَآئِشَةُ اُمًّا وَعَلِيًّا عَمًّا وَالحَسَنُ وَالحُسَيْنُ أَخَوْينِ وَفَاطِمَةُ أُخْتاً لَكَ؟ فَعَرِفَ الصَبِىُّ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ, فَقَالَ لِمَ لاَ أَرْضَى يَارَسُوْلَ اللهِ؟ فَحَمَلَهُ النَبىُ عليه الصلاة والسلام إلى منـزلِه وَأَلْبَسَهُ أََحْسَنَ الثِياَبِ وَأَشْبَعَهُ وَزَيَّـنَهُ وَطَيـَّبَهُ فَخَرَجَ الصَبىُ ضَاحِكاً مُسْتَبْشِرًا, فَلَمَّا رَآهُ الصِبْيَانُ قَالُوا لَهُ كُنْتَ قَبْلَ هذَا الآنَ تَبْكِى فَماَ بَالُكَ صِرْتَ الآنَ مَسْرُوْرًا ؟ فَقَالَ كُنْتُ جَآئِعاً فَشُبِعْتُ وَكُنْتُ عَارِياً فَلُبِسْتُ وَكُنْتُ يَتِيْمًا فَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ أَبِى وَعَآئِشَةُ اُمِّى وَالحَسَنُ وَالحُسَيْنُ أَخَوَىَّ وَعَلِىٌّ عَمِّى وَفَاطِمَةُ أُخْتِى, أَفَلاَ أَفْرَحُ؟ فَقَالَ الصِبْياَنُ ياَلَيْتَ اَبآءَناَ قُتِلُوا فِى سَبِيْلِ اللهِ فىِ تِلْكَ الغَزْوَةِ فَنَكُوْنُ كَذَالِكَ, فَلَماَّ تُوُفِّىَ النَبىُ عليه الصلاة والسلام خَرَجَ الصبىُّ وَهُوَ يَحْثوُ التُراَبَ عَلىَ رَأْسِهِ, فَاسْتَغَاثَ وَقَالَ الآنَ صِرْتُ غاَرِباً وَيَتِيْمًا, فَضَمَّهُ أَبوُ بَكْرٍ نالصِّدِّيْقُ إِلىَ نَفْسِهِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ" (عثمان بن حسن بن أحمد الشاكر الخوبرى, درة الناصحين, فى بيان عيد الفطر, الهداية سوربايا, صحيفة: 278 )

Hadirin Jamaah Idul Fitri ingkang dimuliaken Allah SWT.
Alhamdulillah wonten enjang puniko kito saget makempal kanti raos ati bungah lan khusyuk, lan sareng – sareng ngagungaken lan nyukuri nikmate Allah SWT.
Keranten meniko, monggo, wonten enjang engkang penuh kebahagiaan meniko, kito sami ningkataken raos taqwa kito wonten nagrso dalem Allah SWT, kanti ngelampahi nopo ingkang sampun dadi perintahipun, lan ngedohi sedoyo larangan-laranganipun, kanti ikhlas, senajan sampun mboten ten lebete ulan romadhon maleh.

Hadirin yang Berbahagia
Wonten dinten idul fitri meniko, monggo kito sedoyo sami ngapuro, sebab ulan ramadhan wingi niku bulan ingkang penuh magfiroh, ulan pengapuro, sehinggo katah pelajaran ingkang saget kito petik sangking hikmah romadhon kapengker.

Gusti Allah niku maha pengampun, pun sakmestine kito sesama muslim ugi saget ngampuni, ngapuro dateng sedoyo kesalahan – kesalahan sederek muslim lintune, kesalahan tiyang sepuh, konco, tonggo, ugi sanes sanesipun..

Ngapuro iku artine nyukani kelonggaran dateng tiyang ingakang mbetahaken pertolongan, sebab keranten nyukani pertolongan dateng tiyang ikang mbetahaken pertolongan, berati kito ugi sampun nolong dateng badan kito piyambak.
Sesuai sabda Rasulullah SAW :
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ ،

Artosipun : sinten tiyang ingakang nulungi kerupekane sderek muslim wonten ing dunyo, mongko gusti Allah bakal nulungi kerupekane tiyang wau mbenjeng wonten akhirot. Lan sinten tiyange ingkang purun bantu marang sederk muslim liyane, gusti Allah bakan nulungi kesulitane benjeng wonten dinten qiyamat.
Saling memaafkan, tolong menolong, niku sifat alami menungso, lan setiap menungso pasti ketatrapan sifat puniko, namun, syaitan lan nefsu-lah sejatosipun ingkang damel sifat tolong menolong meniko mboten saget muncul marang pribadi kito. Kadang sarano drengki, kito mboten purun nulung marang sederek- sederek kito, umpamane, keranten nate di larake atine, utowo perkoro dados saingan wonten pendamelan lan sak pinunggalane. Padahal kito saget nyukani pertolongan marang sederek kolo wau.
Hal ingkang kados mekatenlah, ingakang estu estu mesti kito tebihi, kanti ihklas lan penuh persaudaraan.
Hadirin ingkang dimuliaken dening Allah SWT.

Wonten hari raya idul fitri meniko, kulo ngajak kito sedoyo, monggo sami – samai gadah manah engkang ageng, jembarake dada, ramadhan sampun nyukani pelajaran tentang kejujuran, kekhusyukan, dan kesabaran. Pramilo, monggo kito terusake sifat-sifat meniko sakba’dane ramadhon ningglake kito sedoyo.
Bekmenawi wonten raos dendam, dengki, gelo ingkang tasek wonten manah kito, monggo wonten kesempatan riyadin puniko di pu ilangi, di ganti kelawan sifat kasih sayang lan saling tolong menolong ugi sifat sabar. lan sakba’danipun kito saget ngapuro sedoyo kesalahan sederek-sederek kito. Insyaalah kawontenan agama islam sansoyo kiat, saling asih, sami melasi sederek – sederek kito. Sehinggo bilih enten ganggu sederek kito, kito sebagai sederek muslim saget mbelani, mekaten perintahipun Allah SWT, bilih umat Islam kedah saget kados badan setunggal, umpami salah sijine anggota badan niku di sakiti, mongko anggota badan lintune inggih keraos sakit.

Hadirin jamaah sholat idul fitri rohimakumullah..
Selajengipun, Allah SWT dan kanjeng nabi Muhammad SAW, ugi sampun merintah dateng kito, bilih tiang muslim niku kedah nutupi aibpipun, keawonanipun sederek muslim lintune. Sehingga aib kito mbenjeng wonten yaumal qiyamah inggih dipun tutupi dening Allah SWT. Kito wajib nulungi sederek ingkang lemah, fa insyaalah mbenjeng Allah bakal nulungi kelemahan- kelemahan kito wonten dinten qiyamat, bahkan Gusti Allah sampun janji, bilih tiyang ingkang melindungi, nulung, marang sedereke, mangka gusti Allah bakal nulungi tiyang wau, ten dunyo ugi ten akhirote.

sabda Rasulullah SAW :
وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَادَامَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ
Sinten tiyang ingkang nutupi aib sedereke, mangka mesti gusti Allah bakal nutupi aib ipun tiyang wau dunyo lan akhirote, setuhune gusti Allah iku ngelindungi tiyang ingkang ngelindungi sederek muslime..
Idul fitri dinten kemenangan kangge tiyang-tiyang engkang dipun kersa'ake dining Allah Swt, kathah sanget kesempatan hanggayuh ied,
قَالَ أَنَسٌ بْنُ مَالِكٍ : لِلْمُؤْمِنِ خَمْسَةُ أَعْيَادٍ : الأَوَّلُ كُلُّ يَوْمٍ يَمُرُّ عَلَى المُؤْمِنِ وَلاَيُكْتَبُ عَلَيْهِ ذَنْبٌ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالثَانِى اليَوْمُ الَذِى يَخْرُجُ مِنَ الدُنْيَا باِلإِيمَانِ وَالشَهَادَةِ وَالعِصْمَةِ مِنْ كَيْدِ الشَيْطَانِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالثَالِثُ اليَوْمُ الَّذِى يجُاَوِزُ فِيْهِ الصِرَاطَ وَيَأْمَنُ مِنْ أَهْوَالِ القِيَامَةِ وَيَخْلُصُ مِنْ أَيْدِى الخُصُومِ وَالزَبَانِيَةِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالرَّابِعُ اليَوْمُ الَّذِى يَدْخُلُ فِيْهِ الجَنَّةَ وَيَأْمَنُ مِنَ الجَحِيْمِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ, وَالخَامِسُ اليَوْمُ الَّذِى يَنْظُرُ فِيْهِ إِلىَ رَبِّهِ فَهُوَ يَوْمُ عِيْدٍ (أبو الليث)
Setunggaling hikayat engkang mengku kalihan idul fitri:
وَحُكِىَ عَنْ أَنَسِ نابْنِ مَالِكٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً, عَنِ الَنِبىِّ عَلَيْهِ الصَلاَةُ وَالسَلاَمُ "أَنَّهُ خَرَجَ لِصَلاَةِ العِيْدِ وَالصِّبْياَنُ يَلْعَبُوْنَ وَفِيْهِمْ صَبِىٌّ جَالِسٌ فِى مُقَابَلَتِهِمْ وَعَلَيْهِ ثِياَبٌ بذلة وَهُوَ يَبْكِى, فَقَالَ النَبِىُّ عَلَيْهِ الصَلاَةُ وَالسَلاَمُ لَهُ أَيُّهَا الصَبِىُّ ماَلَكَ تَبْكِى فَلاَ تَلْعَبُ مَعَهُمْ؟ فَلَمْ يَعْـرِفْهُ الصَبِىُّ, فَقَالَ لَهُ أَيُّهَا الرَجُلُ مَاتَ أَبِى بَيْنَ يَدَى رَسُوْلِ اللهِ فِى غَزْوَةٍ كَذَا وَتَزَوَّجَتْ اُمِّى وَأَكَلَتْ أَمْوَالِى وَأَخْرَجَنِى زَوْجُهَا مِنْ بَيْتِى, وَلَيْسَ لِى طَعَامٌ وَلاَشَرَابٌ وَلاَثِيَابٌ وَلاَبَيْتٌ, فَلَمَّا نَظَرْتُ اليَوْمَ إِلىَ الصِبْيَانِ ذَوِى الآبآءِ أَخَذَتْنِى مُصِيْبَةُ أَبِى فَلِذلِكَ أَبْكِى, فَأَخَذَهُ رَسُوْلُ اللهِ بِيَدِهِ فَقَالَ لَهُ يا صَبِىُّ هَلْ تَرْضَانِى أَنْ أَكُوْنَ أَباً وَعَآئِشَةُ اُمًّا وَعَلِيًّا عَمًّا وَالحَسَنُ وَالحُسَيْنُ أَخَوْينِ وَفَاطِمَةُ أُخْتاً لَكَ؟ فَعَرِفَ الصَبِىُّ أَنَّهُ رَسُوْلُ اللهِ, فَقَالَ لِمَ لاَ أَرْضَى يَارَسُوْلَ اللهِ؟ فَحَمَلَهُ النَبىُ عليه الصلاة والسلام إلى منـزلِه وَأَلْبَسَهُ أََحْسَنَ الثِياَبِ وَأَشْبَعَهُ وَزَيَّـنَهُ وَطَيـَّبَهُ فَخَرَجَ الصَبىُ ضَاحِكاً مُسْتَبْشِرًا, فَلَمَّا رَآهُ الصِبْيَانُ قَالُوا لَهُ كُنْتَ قَبْلَ هذَا الآنَ تَبْكِى فَماَ بَالُكَ صِرْتَ الآنَ مَسْرُوْرًا ؟ فَقَالَ كُنْتُ جَآئِعاً فَشُبِعْتُ وَكُنْتُ عَارِياً فَلُبِسْتُ وَكُنْتُ يَتِيْمًا فَكَانَ رَسُوْلُ اللهِ أَبِى وَعَآئِشَةُ اُمِّى وَالحَسَنُ وَالحُسَيْنُ أَخَوَىَّ وَعَلِىٌّ عَمِّى وَفَاطِمَةُ أُخْتِى, أَفَلاَ أَفْرَحُ؟ فَقَالَ الصِبْياَنُ ياَلَيْتَ اَبآءَناَ قُتِلُوا فِى سَبِيْلِ اللهِ فىِ تِلْكَ الغَزْوَةِ فَنَكُوْنُ كَذَالِكَ, فَلَماَّ تُوُفِّىَ النَبىُ عليه الصلاة والسلام خَرَجَ الصبىُّ وَهُوَ يَحْثوُ التُراَبَ عَلىَ رَأْسِهِ, فَاسْتَغَاثَ وَقَالَ الآنَ صِرْتُ غاَرِباً وَيَتِيْمًا, فَضَمَّهُ أَبوُ بَكْرٍ نالصِّدِّيْقُ إِلىَ نَفْسِهِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ" (عثمان بن حسن بن أحمد الشاكر الخوبرى, درة الناصحين, فى بيان عيد الفطر, الهداية سوربايا, صحيفة: 278 )
Idul Fitri, mboten namung rasukan engkang enggal, sae, edi, kendaraan engkang sae.. lan sak pinunggalane, angeng engkang dipun wastani ied, sejauh mana, iman-taqwa kito saget tambah:
وَقِيْلَ: "لَيْسَ العِيْدُ لمَِنْ لَبِسَ الجَدِيْد إِنَّمَا العِيْدُ لمَِنْ طَاعَتُهُ تَزِيْد "
Sak ba'dane iedul fitri, Mugi mugi iman-taqwa kita saget tambah, lan mugi Allah SWT, dadosaken kulo lan panjenegan sedoyo, dados umat ingkang kuat, berjaya, wonten ing dunyo, ugi wonten akhirot. Kanti penuh rasa persaudaraan, tolong menolong lan kebahagiaaan, sehinngo mbenjeng kito saget sareng- sareng manjing dateng suwargonipun Allah SWT. Amin. Ya robbal alamin..
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ ، رَبَّنَا إِنَّكَ جَامِعُ النَّاسِ لِيَوْمٍ لاَّ رَيْبَ فِيهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُخْلِفُ الْمِيعَادَ ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ، زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاء وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللّهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَآبِ ، (رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبِّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

خطبة الثانى
اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَيآاَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتِكَ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَْلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَآءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

Thursday, September 2, 2010

Psikologi Remaja

Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.

Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure, dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988). Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami oleh remaja.
Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha. Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw, 2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman, 1999; Thompson et al).
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi

Sunday, August 8, 2010

الدعوات المنقولات من بداية الهداية للإمام حجة الإسلام أبو حامد محمد بن محمد بن محمد الغزالى قدس الله سره ونور ضريحه


1. Do’a agar ilmu bermanfa’at (hal: 6)
اَللَّهُمَّ إِنىِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَقَلْبٍ لاَ َيخْشَعُ وَعَمَلٍ لاَيُرْفَعُ وَدُعآءٍ لاَيُسْمَعُ
2. Do’a bangun tidur (hal: 10-11)
الحَمْدُ ِللهِ اَّلذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُشُوْرُ, أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ المُلُكُ ِللهِ وَاْلعَظَمَةُ وَالسُلْطَانُ ِللهِ وَالعِزَّةُ وَاْلقُدْرَةُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالمَِيْنَ. أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْراَهِيْمَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ المُشْرِكِيْنَ. اَللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَإِلَيْكَ النُشُوْرُ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ تَبْعَثَنَا فِى هذَا اْليَوْمِ إِلىَ كُلِّ خَيْرٍ وَنَعُوْذُ بِكَ أَنْ نَجْتَرِحَ فِيْهِ سُوْأً أَوْ نَجُرُّهُ إِلَى مُسْلِمٍ أَوْ يَجُرُّهُ أَحَدٌ إِلَيْنَا نَسْأَلُكَ خَيْرَ هذَا اْليَوْمِ وَخَيْرَ مَا ِفيْهِ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرَّ ماَ فِيْهِ.
3. Do’a masuk kamar mandi/wc (hal: 11)
بِاسْمِ اللهِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الِرجْسِ النَجْسِ الخَبِيْثِ المُخْبِثِ الشَيْطَانِ الرَجِيْمِ
4. Do’a keluar kamar mandi/wc (hal: 11-12)
الحَمْدُ ِللهِ اَّلذِى أَذْهَبَ عَنىِّ مَا يُؤْذِيْنِى وَأَبْقَى فِىَّ مَا يَنْفَعُنِى
5. Do’a sesudah istinja’ (hal: 14)
اَللَّهُمَّ طَهِّرْ قَلْـِبى مِنَ النِفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْجِى مِنَ الفَوَاحِشِ
أداب الوضوء
6. Doa Akan Berwudlu (hal: 14)
بِـسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَحْضُرُوْنِ

7. Do’a sebelum mencelupkan kedua tangan kedalam tempat wudlu (hal : 14)
اَللَّهُمَّ اِنِّى أَسْأَلُكَ اْليُمْنَ وَالْبَرَكَةَ وَأَعُـوْذُ بِكَ مِنَ الشُـؤْمِ وَالْهَلَـكَةِ
8. Do’a berkumur (hal: 15)
اَللَّهُمَ أَعِنِّى عَلَى تِلاَوَةِ كِتَابِكَ وَكَثْرَةِ الذِّكْرِلَكَ وَثَبِّتْنِى بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى اْلآخِرَةِ
9. Do’a ketika istinsyaq/ menghirup air dalam hidung (hal:15)
اَللَّهُمَّ اَرِحْنِى رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَاَنْتَ عَنىِّ رَاضٍ
10. Do’a ketika istinsyar/ menyemprotkan air dari hidung (hal:15)
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ رَوَائِحِ النَّارِ وَسُوْءِ الدَّارِ
11. Do’a ketika membasuh wajah (hal:15)
اَللَّهُمَّ بَيِّضْ وَجْهِى بِنُوْرِكَ يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهُ أَوْلِيَآئِكَ وَلاَ تُسَوِّدْ وَجْهِى بِظُلْمَاتِكَ يَوْمَ تَسْوَدُّ وُجُوْهُ أَعْدَآئِكَ
12. Do’a ketika membasuh tangan kanan (hal:16)
اَللَّهُمَ أَعْطِنِى كِتَابِى بِيَمِيْنِى وَحَاسِبْنِى حِسَابًا يَسِيْرًا
13. Do’a ketika membasuh tangan kiri (hal:16)
اَللَّهُمَ إِنِّى أَعُوْذُ بِكَ أَنْ تُعْطِيَنِـى كِتَابِى بِشِمَالِى أَوْ مِنْ وَرَآءِ ظَهْرِى
14. Do’a Ketika Mengusap Sebagian Kepala(hal:16)
اَللَّهُمَ غَشِّنِى بِرَحْمَتِكَ وَأَنْزِلْ عَلَىَّ مِنْ بَرَكَاتِكَ وَأَظِلَّنِى تَحْتَ ظِلِّ عَرْشِكَ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّكَ اَللَّهُمَ حَرِّمْ شَعْرِى وَبَشَرِى عَلَى النَّارِ
15. Do’a ketika membasuh telinga (hal:16)
اَللَّهُمَ أجْعَلْنِى مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ اَللَّهُمَ أَسْمِعْنِى مُنَادِى الْجَنَّةِ فِى الْجَنَّةِ مَعَ اْلأَبْرَارِ
16. Do’a ketika membasuh leher (hal:16)
اَللَّهُمَ فُكَّ رَقَبَتِى مِنَ النَّارِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ السَّلاَسِلَ وَاْلأَغْلاَلِ
17. Do’a ketika membasuh kaki kanan (hal:17)
اَللَّهُمَ ثَبِّتْ قَدَمِى عَلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ مَعَ أَقْدَامِ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ
18. Do’a ketika membasuh kaki kiri (hal:17)
اَللَّهُمَ إِنِّى أَعُوْذُبِكَ أَنْ تَزِلَّ قَدَمِى عَلَى الصِّرَاطِ فِى النَّارِ يَوْمَ تَزِلُّ أَقْدَامُ اْلمُنَافِقِيْنَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ.
19. Do’a sesudah wudhu (hal:17)
أَشْهَدُ أَنْ لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مَحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اللّهُمَّ وَبحَِمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لآإِلهَ إِلاَّ اَنْتَ عَمِلْتُ سُوْأً وَظَلَمْتُ نَفْسِى أَسْتَغْـفِرُكَ وَأَتـُوْبُ إِلَيْكَ فَاغْفِـْر ِلى وَتُبْ عَلَىَّ ِإنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ. اللّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِى مِنَ اْلمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِى مِنْ عِبَادِكَ الصَالِحِيْنَ وَاجْعَلْنىِ صَبُوْرًا شَكُوْرًا وَاجْعَلْنىِ اَذْكُرُكَ ذِكْرًا كَثِيْرًا وَأُسَبِّحُكَ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً
20. Do’a keluar; sepanjang perjalanan menuju masjid (hal:23)
اَللَّهُمَ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِحَقِّ السَآئِلِيْنَ عَلَيْكَ وَِبحَقِّ رَاغِبِيْنَ إِلَيْكَ وَِبحَقِّ مَمَشَايَ هذَا إِلَيْكَ فَإِنِّي لمَ ْاَخْرُجْ أَشَرًّا وَلاَبَطَرًا وَلاَرِيَآءً وَلاَسُمْعَةً بَلْ خَرَجْتُ اِتِّقَآءَ سُخْطِكَ وَابْتِغَآءَ مَرْضَاتِكَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَنْقَذَنىِ مِنَ النَّارِ وَأَنْ تَغْفِـرَ لِى ذُنُوِْبى فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ.
21. Do’a masuk masjid (hal:23)
اَللَّهُمَّ اغْفِـْرلىِ ذُنُوْبِى وَافْتَحْ لىِ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
22. Do’a sesudah sholat fajar (hal:24-25)
اَللَّهُمَّ إِنىِّ أَسْأَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِى بِهَا قَلْبِى وَتَجْمَعُ بِهَا شَمْلِى َوتَلُمُ بهَِا شَعْثِى وَتَرُدُّبهَِا اُلْفَتِى وَتَصْلَحُ بِهَا دِيْنِى وَتَحْفَظُ بِهَا غَآئِبِى وَتَرْفَعُ بهَِا شَاهِدِى وَتُزَكِّى بهَِا عَمَلِى وَتُبَيِّضُّ بهَِا وَجْهِى وَتُلْهِمُنىِ بهَِا رُشْدِى وَتَقْضِى لىِ بهَِا حَاجَتىِ وَتَعْصِمُنىِ بهَِا مِنَ كُلِّ سُوءٍ. اَللَّهُمَّ إِنىِّ أَسْأَلُكَ إِيمْاَنًا خَالِصًا دَآِئمًا يُبَاشِرُ قَلْبىِ وَيَقِيْنًا صَادِقًا حَتَّى أَعْلَمَ أَنَّهُ لَنْ يُصِيْبَنِى إِلاَّمَا كَتَبْـتُهُ عَلَىَّ وَرَضِّنِى بمَِا قَسَمْتَهُ لىِ اللّهُمَّ إِنىِّ أَسْأَلُكَ ِإْيماَناً صَادِقًا وَيَقِيْنًا لَيْسَ بَعْدَهُ كُفْرٌ وَأَسْأَلُكَ رَحْمَةً أَناَلُ بهِاَ شَرَفَ كَرَامَتِكَ فِى الدُنْياَ وَاْلآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنىِّ أَسْأَلُكَ اْلفَوْزَ عِنْدَ اللِّقَآءِ وَالْصَبْرَ عِنْدَ اْلقَضَآءِ وَمَنَازِلَ الشُهَدَآءِ وَعِيْشَ السُعَدَآءِ وَالنَّصْرَ عَلَى اْلأَعْدَآءِ وَمُرَافَقَةَ اْلأَنْبِيَآءِ. اللّهُمَّ إِنِّى أُنْزِلُ بِكَ حَاجَتِى وَإِنْ ضَعُفَ رَأْيىِ وَنُصِرَ عَمَلىِ وَاْفتَقَرْتُ إِلىَ رَحْمَتِكَ فَأَسْأَلُكَ يَاقَاضِىَ اْلأُمُوْرِ وَيَاشَاِفىَ الصُدُوْرِ كَمَا تجُِيْرُ بَيْنَ اْلبُحُوْرِ أَنْ تُجِيْرَنىِ مِنْ عَذَابِ السَعِيْرِ وَمِنْ دَعْوَةِ الثُبُوْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ القُبُوْرِ. اللّهُمَّ مَا قَصُرَ عَنْهُ رَأْيىِ وَضَعُفَ عَنْهُ عَمَلِى وَلمَ ْتَبْلُغْهُ نِيَّتِى وَأُمْنِيَّتِى مِنْ خَيْرٍ وَعَدْتَهُ أَحَدًا مِنْ عِبَادِكَ أَوْ خَيْرٍ أَنْتَ مُعْطِيْهِ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ فَإِنِّى أَرْغَبُ إِلَيْكَ فِيْهِ وَأَسْأَلُكَ إِيَّاهُ يَارَبَّ اْلعَالمَِيْنَ. اللّهُمَّ اجْعَلْنَا هَادِيْنَ مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضَآلِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ حَرْبًا ِلأَعْدَآئِكَ سَلِمًا ِلأَوْلِيَآئِكَ نُحِبُّ بِحُبِّكَ النَّاسُ وَنُعَادِى بِعَدَاوَتِكَ مَنْ خَالَفَكَ مِنْ خَلْقِكَ اللّهُمَّ هذَا الدُعَآءُ وَعَلَيْكَ اْلإِجَابَةُ وَهذَا اْلجُهْدُ وَعَلَيْكَ التِكْلاَنُ وَإِنَّا ِللهِ وَإِنَّا ِإلَيْهِ رَاجِعُوْنَ, وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ اللّهُمَّ ذَا اْلحَبْلِ الشَدِيْدِ وَاْلأَمْرِ الرَشِيْدِ أَسْأَلُكَ اْلأَمْنَ يَوْمَ اْلوَعِيْدِ وَالْجَنَّةَ يَوْمَ اْلخُلُوْدِ مَعَ الْمُقَرَّبِيْنَ الشُهُوْدِ الرُّكَعِ السُجُوْدِ الْمُوْفِيْنَ لَكَ بِاْلعُهُوْدِ إِنَّكَ رَحِيْمٌ وُدُوْدٌ وَإِنَّكَ تَفْعَلُ مَا تُرِيْدُ, سُبْحَانَ مَنْ تَعَطَّفَ بِاْلعِزِّ وَقَالَ بِهِ سُبْحَانَ مَنْ لَبِسَ اْلمَجْدَ وَتَكَرَّمَ بِهِ سُبْحَانَ مَنْ لاَ يَنْبَغِى التَسْبِيْحُ إِلاَّ لَهُ سُبْحَانَ ذِى اْلفَضْلِ وَالنِعَمِ سُبْحَانَ ذِى اْلجُوْدِ وَاْلكَرَمِ سُبْحَانَ اَّلذِى أَحْصَى كُلَّ شَيْئٍ بِعِلْمِهِ اللّهُمَّ اجْعَلْ لِى نُوْرًا فىِ قَلْبِى وَنُوْرًا فىِ قَبْرِى وَنُوْرًا فىِ َسمْعِى وَنُوْرًا فىِ بَصَرِى وَنُوْرًا فىِ شَعْرِى وَنُوْرًا فىِ بَشَرِى وَنُوْرًا فىِ لَحْمِى وَنُوْرًا فىِ دَمِّى وَنُوْرًا فىِ عِظَاِمى وَنُوْرًا مِنْ بَيْنَ يَدَىَّ وَنُوْرًا مِنْ خَلْفِى وَنُوْرًا عَنْ يَمِيْنِى وَنُوْرًا عَنْ شِمَالِى وَنُوْرًا مِنْ فَوْقِى وَنُوْرًا مِنْ تَحْتِى اللّهُمَّ زِدْنِى نُوْرًا وَأَعْطِنِى نُوْرًا أَعْظَمَ نُوْرٍ وَاجْعَلْ لِى نُوْرًا بِرَحْمَتِكَ يَآأَرْحَمَ الرَاحِمِيْنَ.


23. Do’a sesudah adzan shubuh (hal:26)
اَللَّهُمَّ ِإنىِّ أَسْأَلُكَ عِنْدَ حُضُوْرِ صَلاَتِكَ وَأَصْوَاتِ دُعَاتِكَ وَاَدْبَارِ لَيْلِكَ وَإِقْبَالِ نَهَارِكَ أَنْ تُؤْتِيَ مُحَمَّدًا الوَسِيْلَةَ وَاْلفَضِيْلَةَ وَالدَّرَجَةَ الرَفِيْعَةَ وَابْعَثْهُ المَقَامَ المَحْمُوْدَ الَّذِى وَعَدْتَهُ إِنَّكَ لاَتُخْلِفُ المِيْعَادَ يَآأَرْحَمَ الرَاِحمِيْنَ.
24. Do’a Sesudah sholat Fardlu
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ. اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَلاَمُ وَمِنْكَ السَلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَلاَمِ وَأَدْخِلْنَا الجَنَّةَ دَارَ السَلاَمِ تَبَارَكْتَ يَاذَااْلجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ. سُبْحَانَ رَبىِّ العَلِى اْلأَعْلَى الوَهَّابُ لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ المُلْكُ وَلَهُ اْلحَمْدُ يُحْيِى وَيمُِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَيمَُوْتُ بِيَدِهِ اْلخَيْرُ وَهُوَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ أَهْلُ النِعْمَةِ وَالْفَضْلِ وَالثَنَآءِ الْحَسَنِ لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ ِإيَّاهُ مُخْلِصِْينَ لَهُ الدِيْنُ وَلَوْ كَرِهَ اْلكَافِرُوْنَ
25. Do’a penyempurna sebagaimana yang SAW ajarkan pada siti Aisyah RA (hal:28)
اَللَّهُمَّ ِإنىِّ أَسْأَلُكَ مِنَ اْلخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلَهُ وَآجِلَهُ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ. وَأَعُوْذُبِكَ مِنَ الشَرِّ كُلِّهِ عَاجِلَهُ وَآجِلَهُ مَا عَلِمْتُ مِنْهُ وَمَا لَمْ أَعْلَمْ. وَأَسْأَلُكَ اْلجَنَّةَ وَمَا ُيقَرِّبُ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ وَنِيَةٍ وَاعْتِقَادٍ. وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَارِ وَمَا يُقَرِّبُ ِإلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ وَنِيَةٍ وَاعْتِقَادٍ. وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ مَحَمَّدٌ ص.م. اَللَّهُمَّ وَمَا قَضَيْتَ عَلَىَّ مِنْ أَمْرٍ فاَجْعَلْ عَاِقبَتَهُ رُشْداً.
26. Do’a yang diwasiatkan SAW pada siti Fatimah RA (hal:28)
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ يَا ذَااْلجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ لآإِلهَ إِلاَّ أَنْتَ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ وَمِنْ عَذَابِكَ اَسْتَجِيْرُ لاَتُكَلَّنىِ إِلىَ نَفْسِى وَلاَ إِلىَ أَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ طَرْفَةَ عَيْنٍ, وَأَصْلِحْ لىِ شَأْنِى كُلِّهِ ِبماَ أَصْلَحْتَ بِهِ الصَالِحِيْنَ.
27. Do’a Nabi Isa As (hal:28)
اَللَّهُمَّ إِنِّى أَصْبَحْتُ لاَ أَسْتَطِيْعُ دَفْعَ مَا ُاكْرِهُ وَلاَ اُمْلِكُ نَفْعَ مَا أَرْجُو وَأَصْبَحَ اْلأَمْرُ بِيَدِكَ لاَبِيَدِ غَيْرِكَ. وَأَصْبَحَتْ مُرْتَهُنَا بِعَمَلِى فَلاَ فَقِيْرَ اَفْقَرُ مِنىِّ اِلَيْكَ, وَلاَ غِنًى أَغْنَى مِنْكَ عَنِّى, اَللَّهُمَّ لاَ تُشْمِتْ بِى عَدُوِّى وَلاَتَسُؤْ بِى صَدِيْقِى وَلاَتَجْعَلْ مُصِيْبَتىِ فِى دِيْنِى وَلاَتْجْعَلِ الدُنْيَا أَكْبَرَ هَمِّى وَلاَمَبْلَغَ عِلْمِى وَلاَتُسَلِّطْ عَلَىَّ بِذَنْبِى مَنْ لاَيَرْحَمُنِى.
28. 10 baca’an tasbih dan dzikir (hal:30-31)
 لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَيَمُوْتُ ِبيَدِهِ اْلخَيْرُ وَهُوَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ.
 لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ المَلِكُ الحَقُّ المُبِيْنُ
 لآإِلهَ إِلاَّ اللهُ الوَاحِدُ القَهَّارُ رَبُّ السَموَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا العَزِيْزُ الغَفَّارُ.
 سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَ لاَ ِإلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِىِّ الْعَظِيْمِ.
 سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ اْلمَلآئِكَةِ وَالرُّوْحِ
 سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْم
 أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْم اَّلذِى لآإِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَسْأَلُهُ التَوْبَةَ وَاْلمَغْفِرَةَ
 اللهم لاَمَانِعَ لمِاَ أَعْطَيْتَ وَلاَمُعْطِى لمِاَ مَنَعْتَ وَلاَ رَآدَّ لمِاَ قَضَيْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الجَدِّ مِنْكَ اْلجِدَّ.
 اللّهُمَّ صَلَّ عَلَى مُحَمَّدٍ, وعلى آل محمد وصحبه وَسَلِّمْ.
 بِسْمِ اللهِ الَّذِى لاَ يَضُـرُّهُ مَعَ اسْمِهِ شَيْئٌ فِى اْلأَرْضِ وَلاَ فىِ السَمَآءِ وَهُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ
29. Do’a hendak tidur (hal: 42-43)
بِاسْمِكَ رَبِّى وَضَعْتُ جَنْبِى وَبِاسْمِكَ اَرْفَعُهُ فَاغْفِـْر لىِ ذَنْبِى, اللَّهُمَّ قِنىِ عَذَابَكَ يَوْمَ تُبْعَثُ عِبَادُكَ, اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَأَمُوْتُ وَأَعُوْذُبِكَ اللَّهُمَّ مِنْ كُلِّ شَرٍّ كُلِّ ذِى شَرٍّ وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَآبَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّى عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ. اللَّهُمَّ أَنْتَ اْلأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْئٌ وَأَنْتَ اْلأَخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْئٌ وَأَنْتَ الظَاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْئٌ وَأَنْتَ البَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْئٌ إِقْضِ عَنىِّ الدَيْنَ وَأَغْنِنىِ مِنَ اْلفَقْـِر. اللّهُمَّ أَنْتَ خَلَقْتَ نَفْسِى وَأَنْتَ تَتَوَفَّاهَا لَكَ مَمَتُهَا وَمَحْيَاهَا إِنْ أَمِتَّهَا فاَغْفِـرْلَهَا وَإِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا ِبماَ يَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَالِحِيْنَ. اللهم إِنِّى أَسْأَلُكَ اْلعَفْوَ وَالْعَاِفيَةَ فِى الدِيْنِ وَالدُنْيَا وَاْلآخِرَةِ. اللهم أَيْقِظْنِى فِى أَحَبِّ السَاعَةِ إِلَيْكَ وَاسْتَعْمِلْنىِ بَأَحَبِّ اْلأَعْمَالِ إِلَيْكَ لِتُقَرِّبَنِى ِإلَيْكَ زُلْفَى وَتَبْعَدَنِى عَنْ سُخْطِكَ بُعْدًا أَسْأَلُكَ فَتَعْطِينِى وَأَسْتَغْفِرُكَ فَتَغْفِرَلىِ وَأَدْعُوكَ فَتَسْتَجِيْبَ لِى.

Friday, August 6, 2010

FILSAFAT ILMU

A. Pengertian Filsafat Ilmu

Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001)
• Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
• Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)
• A. Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.)
• Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori, yakni tentang metode ilmiah.)
• May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.
• Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy, which attempts to do for science what philosophy in general does for the whole of human experience. Philosophy does two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories about man and the universe, and offers them as grounds for belief and action; on the other, it examines critically everything that may be offered as a ground for belief or action, including its own theories, with a view to the elimination of inconsistency and error. (Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan
• Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).
Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti :
• Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)
• Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)
• Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)
B. Fungsi Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu merupakan salah satu cabang dari filsafat. Oleh karena itu, fungsi filsafat ilmu kiranya tidak bisa dilepaskan dari fungsi filsafat secara keseluruhan, yakni :
• Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
• Mempertahankan, menunjang dan melawan atau berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
• Memberikan pengertian tentang cara hidup, pandangan hidup dan pandangan dunia.
• Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam kehidupan
• Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya. Disarikan dari Agraha Suhandi (1989)
Sedangkan Ismaun (2001) mengemukakan fungsi filsafat ilmu adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa filsafat ilmu tumbuh dalam dua fungsi, yaitu: sebagai confirmatory theories yaitu berupaya mendekripsikan relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi dan theory of explanation yakni berupaya menjelaskan berbagai fenomena kecil ataupun besar secara sederhana.
C.Substansi Filsafat Ilmu
Telaah tentang substansi Filsafat Ilmu, Ismaun (2001) memaparkannya dalam empat bagian, yaitu substansi yang berkenaan dengan: (1) fakta atau kenyataan, (2) kebenaran (truth), (3) konfirmasi dan (4) logika inferensi.
1.Fakta atau kenyataan
Fakta atau kenyataan memiliki pengertian yang beragam, bergantung dari sudut pandang filosofis yang melandasinya.
• Positivistik berpandangan bahwa sesuatu yang nyata bila ada korespondensi antara yang sensual satu dengan sensual lainnya.
• Fenomenologik memiliki dua arah perkembangan mengenai pengertian kenyataan ini. Pertama, menjurus ke arah teori korespondensi yaitu adanya korespondensi antara ide dengan fenomena. Kedua, menjurus ke arah koherensi moralitas, kesesuaian antara fenomena dengan sistem nilai.
• Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata, bila ada koherensi antara empirik dengan skema rasional, dan
• Realisme-metafisik berpendapat bahwa sesuatu yang nyata bila ada koherensi antara empiri dengan obyektif.
• Pragmatisme memiliki pandangan bahwa yang ada itu yang berfungsi.
Di sisi lain, Lorens Bagus (1996) memberikan penjelasan tentang fakta obyektif dan fakta ilmiah. Fakta obyektif yaitu peristiwa, fenomen atau bagian realitas yang merupakan obyek kegiatan atau pengetahuan praktis manusia. Sedangkan fakta ilmiah merupakan refleksi terhadap fakta obyektif dalam kesadaran manusia. Yang dimaksud refleksi adalah deskripsi fakta obyektif dalam bahasa tertentu. Fakta ilmiah merupakan dasar bagi bangunan teoritis. Tanpa fakta-fakta ini bangunan teoritis itu mustahil. Fakta ilmiah tidak terpisahkan dari bahasa yang diungkapkan dalam istilah-istilah dan kumpulan fakta ilmiah membentuk suatu deskripsi ilmiah.
2. Kebenaran (truth)
Sesungguhnya, terdapat berbagai teori tentang rumusan kebenaran. Namun secara tradisional, kita mengenal 3 teori kebenaran yaitu koherensi, korespondensi dan pragmatik (Jujun S. Suriasumantri, 1982). Sementara, Michel William mengenalkan 5 teori kebenaran dalam ilmu, yaitu : kebenaran koherensi, kebenaran korespondensi, kebenaran performatif, kebenaran pragmatik dan kebenaran proposisi. Bahkan, Noeng Muhadjir menambahkannya satu teori lagi yaitu kebenaran paradigmatik. (Ismaun; 2001)
a. Kebenaran koherensi
Kebenaran koherensi yaitu adanya kesesuaian atau keharmonisan antara sesuatu yang lain dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang lebih tinggi dari sesuatu unsur tersebut, baik berupa skema, sistem, atau pun nilai. Koherensi ini bisa pada tatanan sensual rasional mau pun pada dataran transendental.
b.Kebenaran korespondensi
Berfikir benar korespondensial adalah berfikir tentang terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu lain. Koresponsdensi relevan dibuktikan adanya kejadian sejalan atau berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan, antara fakta dengan belief yang diyakini, yang sifatnya spesifik
c.Kebenaran performatif
Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam tampilan aktual dan menyatukan apapun yang ada dibaliknya, baik yang praktis yang teoritik, maupun yang filosofik, orang mengetengahkan kebenaran tampilan aktual. Sesuatu benar bila memang dapat diaktualkan dalam tindakan.
d.Kebenaran pragmatik
Yang benar adalah yang konkret, yang individual dan yang spesifik dan memiliki kegunaan praktis.
e.Kebenaran proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi banyak konsep kompleks, yang merentang dari yang subyektif individual sampai yang obyektif. Suatu kebenaran dapat diperoleh bila proposisi-proposisinya benar. Dalam logika Aristoteles, proposisi benar adalah bila sesuai dengan persyaratan formal suatu proposisi. Pendapat lain yaitu dari Euclides, bahwa proposisi benar tidak dilihat dari benar formalnya, melainkan dilihat dari benar materialnya.
f.Kebenaran struktural paradigmatik
Sesungguhnya kebenaran struktural paradigmatik ini merupakan perkembangan dari kebenaran korespondensi. Sampai sekarang analisis regresi, analisis faktor, dan analisis statistik lanjut lainnya masih dimaknai pada korespondensi unsur satu dengan lainnya. Padahal semestinya keseluruhan struktural tata hubungan itu yang dimaknai, karena akan mampu memberi eksplanasi atau inferensi yang lebih menyeluruh.
3.Konfirmasi
Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang, atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut biasanya menggunakan asumsi, postulat, atau axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak salah bila mengeksplisitkan asumsi dan postulatnya. Sedangkan untuk membuat penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk mengejar kepastian probabilistik dapat ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun reflektif.
4.Logika inferensi
Logika inferensi yang berpengaruh lama sampai perempat akhir abad XX adalah logika matematika, yang menguasai positivisme. Positivistik menampilkan kebenaran korespondensi antara fakta. Fenomenologi Russel menampilkan korespondensi antara yang dipercaya dengan fakta. Belief pada Russel memang memuat moral, tapi masih bersifat spesifik, belum ada skema moral yang jelas, tidak general sehingga inferensi penelitian berupa kesimpulan kasus atau kesimpulan ideografik.
Post-positivistik dan rasionalistik menampilkan kebenaran koheren antara rasional, koheren antara fakta dengan skema rasio, Fenomena Bogdan dan Guba menampilkan kebenaran koherensi antara fakta dengan skema moral. Realisme metafisik Popper menampilkan kebenaran struktural paradigmatik rasional universal dan Noeng Muhadjir mengenalkan realisme metafisik dengan menampilkan kebenaranan struktural paradigmatik moral transensden. (Ismaun,200:9)
Di lain pihak, Jujun Suriasumantri (1982:46-49) menjelaskan bahwa penarikan kesimpulan baru dianggap sahih kalau penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara tertentu, yakni berdasarkan logika. Secara garis besarnya, logika terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu logika induksi dan logika deduksi.
D. Corak dan Ragam Filsafat Ilmu
Ismaun (2001:1) mengungkapkan beberapa corak ragam filsafat ilmu, diantaranya:
• Filsafat ilmu-ilmu sosial yang berkembang dalam tiga ragam, yaitu : (1) meta ideologi, (2) meta fisik dan (3) metodologi disiplin ilmu.
• Filsafat teknologi yang bergeser dari C-E (conditions-Ends) menjadi means. Teknologi bukan lagi dilihat sebagai ends, melainkan sebagai kepanjangan ide manusia.
• Filsafat seni/estetika mutakhir menempatkan produk seni atau keindahan sebagai salah satu tri-partit, yakni kebudayaan, produk domain kognitif dan produk alasan praktis.
Produk domain kognitif murni tampil memenuhi kriteria: nyata, benar, dan logis. Bila etik dimasukkan, maka perlu ditambah koheren dengan moral. Produk alasan praktis tampil memenuhi kriteria oprasional, efisien dan produktif. Bila etik dimasukkan perlu ditambah human.manusiawi, tidak mengeksploitasi orang lain, atau lebih diekstensikan lagi menjadi tidak merusak lingkungan.


Daftar Pustaka
Achmad Sanusi,.(1998), Filsafah Ilmu, Teori Keilmuan, dan Metode Penelitian : Memungut dan Meramu Mutiara-Mutiara yang Tercecer, Makalah, Bandung: PPS-IKIP Bandung.
Achmad Sanusi, (1999), Titik Balik Paradigma Wacana Ilmu : Implikasinya Bagi Pendidikan, Makalah, Jakarta : MajelisPendidikan Tinggi Muhammadiyah.
Agraha Suhandi, Drs., SHm.,(1992), Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya, (Diktat Kuliah), Bandung : Fakultas Sastra Unpad Bandung.
Filsafat_Ilmu,
Ismaun, (2001), Filsafat Ilmu, (Diktat Kuliah), Bandung : UPI Bandung.
Jujun S. Suriasumantri, (1982), Filsafah Ilmu : Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan.
Mantiq, .
Moh. Nazir, (1983), Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia
Muhammad Imaduddin Abdulrahim, (1988), Kuliah Tawhid, Bandung : Yayasan Pembina Sari Insani (Yaasin)

PENGELOLAAN ADMINISTRASI, ORGANISASI DAN MANAJEMEN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR’AN AN NAHDLIYAH CABANG BOJONEGORO

> Pengelolaan Administrasi
Dalam pengelolaan sebuah lembaga pendidikan dapat dikatakan berkualitas tidak hanya ditentukan oleh baik suatu metode saja akan tetapi masih harus memperhatikan administrasi dalam pengajaran Al -Qur’an dengan metode Cepat Tanggap Belajar Al – Qur’an dengan metode AN NAHDLIYAH
1) Administrasi Kelembagaan
a. Administrasi Umum
1) Papan Nama
Papan nama TPQ An Nahdliyah dibuat dengan ketentuan sebagai berikut:
- Warna Dasar : Hijau
- Warna Tulisan : Putih
- Bunyi Tulisan : Contoh
- Ukuran : 100 cm x 60 cm





- Sebelah kiri posisi di tengah diberi lambang TPQ An Nahdliyah

2) Lambang
Lambang Taman Pendidikan Al Qur’an an Nahdliyah adalah sebagai berikut :






Keterangan :
- Bentuk segi lima lengkung bervariasi melambangkan rukun Islam yang penuh keindahan dan segi lima sama sisi melambangkan lima sila dari pancasila
- Gambar menara masjid melambangkan pusat ibadah dan pembinaan umat.
- Gambar al Qur’anul Karim melambangkan kitab suci Al Qur’an.
- Tulisan Cepat Tanggap Belajar Al Qur’an melambangkan sikap cepat dan tanggap terhadap belajar mengajar al Qur’an
- Gambar bintang sembilan melambangkan panutan warga Nahdliyin kepada Rasulullah, empat kholifaur Rasyidin, dan empat madzhab dan atau melambangkan wali sembilan.
- Tulisan An Nahdliyah di bawah melambangkan metode pengajaran ini diselaraskan dengan faham Ahlussunnah wal Jama’ah.
- Warna dasar hijau melambangkan kedamaian/ lambang warna agama.

3) Stempel
Stempel yang dibakukan oleh TPQ An Nahdliyah berbentuk lonjong seperti contoh berikut:
1. Untuk Majelis Pembina Tingkat Kabupaten
2. Untuk Majelis Pembina Tingkat Kecamatan
3. Untuk Tingkat Penyelenggara/ ranting


4) Surat menyurat
1) Kop surat untuk Majelis Pembina TPQ An Nahdliyah Tingkat Cabang
2) Kop surat untuk Majelis Pembina Tingkat Kecamatan
3) Kop surat untuk Tingkat Penyelenggara/ ranting

Catatan:
1. Setiap Kop surat di sebelah kiri diberi lambang TPQ an Nahdliyah
2. Kode nomor surat menyesuaikan.

b. Administrasi Khusus
Pada setiap penyelenggara Taman Pendidikan Al Qur’an An Nahdliyah hendaknya memiliki:

a. Buku kegiatan; yaitu buku untuk mencatat segala kegiatan yang diselenggarakan.
b. Buku Notulen Rapat; yaitu buku untuk mencatat hasil – hasil rapat.
c. Buku keuangan, yaitu buku untuk mencatat keluar masuknya keuangan dan hendaknya dibakukan dengan bentuk Buku Kas Tabelaris.

2) Administrasi Kependidikan
a) Administrasi Penyelenggara Pendidikan / TPQ
- Adanya Piagam Pendirian
- Adanya Papan Nama
- Adanya Kop Surat
- Adanya Stempel
- Adanya Daftar Guru/Ustadz dan pembagian tugas
- Adanya Buku Induk Santri
- Adanya Ijazah ( Sertifikat,Syahadah )
- Adanya Buku Inventaris
- Adanya Buku Donatur
- Adanya Kartu Syahriyah
- Adanya Buku Keuangan
- Adanya Dokumen Kurikulum

b) Administrasi Pembelajaran
- Adanya Buku bahan pembelajaran Metode Cepat Tanggap Belajar “Al -Qur’an An Nahdliyah “
- Adanya alat peraga dan media pembelajaran yang dianggap perlu
- Adanya program pembelajaran
- Adanya Buku absen Santri
- Adanya Buku absen Ustadz
- Adanya buku laporan / Kartu Prestasi
- Adanya Evaluasi / Bahan Evaluasi
- Adanya Nilai yang jelas

Info selengkapnya hubungi kami, (Razy)

PENGELOLAAN ADMINISTRASI, ORGANISASI DAN MANAJEMEN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR’AN AN NAHDLIYAH CABANG BOJONEGORO

> Pengorganisasian
Organisasi penyelenggara Taman Pendidikan Al-Qur’an ( TPQ ) metode An-Nahdliyyah diharapkan berada pada lingkup Lembaga pendidikan Ma’arif NU, pada setiap tingkatan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan, penyelenggaraannya dilaksanakan lembaga selain LP. Ma’arif NU, seperti Pontren,Yayasan dan sebagainya sepanjang mempunyai haluan yang sama yaitu Haluan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
Dengan demikian kepengurusan TPQ Metode An Nahdliyah disusun sebagai berikut :

1. Di Tingkat Cabang ( Kab / Kodya )
Di tingkat Cabang di tangani langsung oleh Majelis Pembina ( MABIN ) atau Pendidikan pra Sekolah. Akan tetapi karena kebutuhan perangkat penunjang sangat banyak, maka perlu melibatkan dan koordinasi lembaga lain, seperti Muslimat NU, Jamiatul Quro’wal khuffad, Fatayat NU, GP ansor dan lain-lain
 Susunan Pengurus
Perangkat yang harus ada dalam Majelis Pembina TPQ ini adalah :
- Pelindung dan Penasehat
- Pengurus Harian
- Team Penatar Ustadz / Ustadzah
- Team Evaluasi dan Munaqosah
- Petugas logistik (dana pengadaan buku dan kebutuhan lain ).
 Periodesasi
Dalam melaksanakan program kerja yang telah tercanangkan, dan meningkatkan kualitas pengurus hendaknya ada periodesasi yang disepakati. Periodesasi Mabin selama 5 tahun.

2. Di Tingkat Kecamatan/ Koordinator Kecamatan ( Koortan)
Di tingkat Kecamatan dibentuk koordinator Kecamatan ( KORTAN ) atau dapat ditangani langsung oleh kortan Ma’arif NU, dan atau koortan yang dibentuk oleh Majelis Pembina yang ada ditingkat kabupaten sebagaimana ketentuan diatas.
 Susunan Pengurus
Susunan Pengurus tingkat Kecamatan sebagaimana susunan di tingkat Kabupaten.
 Periodesasi
Untuk penyegaran kepengurusan dan kaderisasi pengurus ditingkat kecamatan, hendaknya ada periodesasi yang disepakati oleh pengurus Koortan dan perwakilan MABIN. Periodesasi koortan selama 3 tahun.
 Tugas & Tanggungjawab
Beberapa hal yang menjadi tugas dan tanggung jawab kortan TPQ adalah :
- Monitoring dan pendataan TPQ
- Supervisi
- Penghubung antara Pengurus Ranting TPQ dengan Pengurus Mabin TPQ Cabang
- Membantu pelaksanaan Evaluasi
- Mengadakan kelompok peningkatan kwalitas Ustadz/Ustadzah

3. Di Tingkat Desa/ Kelurahan
Di tingkat Desa/Kelurahan yang menyelenggarakan TPQ An Nahdliyah, apabila diperlukan dapat dibentuk atau disusun satu kepengurusan yang menangani seluruh TPQ yang ada di Desa/ Kelurahan yang terdiri dari:
 Kepengurusan
a. Susunan Pengurus
- Pelindung ( Diupayakan dijabat Kades / Kepala Kelurahan )
- Penasehat ( Ulama’ / Syuriyah NU )
- Pengurus Harian
- Pembantu Umum.
b. Dewan Pengasuh TPQ
- Kepala TPQ
- Wakil Kepala TPQ
- Petugas Tata Usaha
- Anggota ( semua ustadz / ustadzah ).
 Periodesasi
Peridesasi pengurus ditingkat desa/ kelurahan selama 3 tahun dan pergantian kepengurusan diketahui oleh pengurus ranting/ tingkat desa dan pengurus koortan.
 Tugas & Tanggungjawab
a. Susunan Pengurus
Tugas Pokok pengurus Ranting TPQ ini adalah menyediakan sarana prasarana serta segala kelengkapan TPQ
b. Dewan Pengasuh TPQ
Tugas dan tanggungjawab Dewan Pengasuh/ asatidz/dzah TPQ adalah:
- Bertanggungjawab dibidang Educatif
- Meningkatkan kwalitas Ustadz / Ustadzah
- Menyelenggarakan evaluasi, harian dan evaluasi bulanan.
Catatan:
1. Berdasarkan petunjuk teknis dan Pedoman Pembina TK/TPQ Kanwil Depag Propinsi Jawa Timur tanggal 15-12-1993, maka setiap pendririan TPQ hendaknya:
a. Memberitahukan rencana pendirian kepada KUA setempat
b. Apabila menggunakan fasilitas gedung milik pihak ketiga (SD,MI, atau rumah tinggal, Balai Desa dan lain-lain) harus dilengkapi surat pernyataan kesedidan ditempati.
2. Bagi Penyelenggara TPQ An Nahdliyah selain LP Ma’arif, seperti Pondok Pesantren, Yayasan dan sebagainya kepengurusan disesuaikan dengan situasi dan kondisi