PEMBAWA HADROH KE
TANAH JAWA
Menurut pernyataan Al Alim
Al Allamah Al Habib Luthfi Bin Ali Bin Hasyim Bin Yahya
Pekalongan (Mursyid Am Jam’iyyah Ahlit Thoriqoh Al
Mu’tabaroh An Nahdliyyah). Bahwa yang berjasa membawa Hadroh ke Tanah jawa adalah Al Habib Syekh Bin Ahmad
Bin Abdulloh Bin Ali Ba Faqih yang lebih Masyhur dengan sebutan Habib Syeh Boto
Putih. seorang ulama kelahiran kota Syihr Yaman pada Tahun 1212 H atau 1812 M.
beliau datang ke Surabaya pada usia 39 tahun yaitu sekitar Tahun 1251 H.atau
bertepatan dengan tahun 1830 M. ( sebelum periode Al Arif
Billah KH. M Kholil Bangkalan) dengan maksud berda’wah
dan menyebarkan ilmu ditanah jawa yang pada saat itu masih dalam kekuasaan
pemerintahan colonial belanda, sebelumnnya beliau merantau keberbagai negara
untuk menimba Ilmu, diantara guru beliau yang masyhur adalah Sayyid Achmad Bin
Alwi Jamalullail Yaman, Sayyid Umar Bin Abdul Karim Bin Abdu Nabi Bin Abdu Ar
Rosul At Thori Makkah Al Mukarromah, dan Sayyid Sholeh Al Rois Al Zamzami Al
Makky juga dari Makkah
Beliau Habib Syeh selain seorang yang berilmu
tinggi dalam ilmu Agama, juga seorang yang memiliki kesaktian yang tinggi (Waskito, dalam bahasa jawa). seperti menguasai 47
bahasa, memperpendek jarak tempuh, mengetahui sesuatu yang akan terjadi dan lain
lainya sebagai bukti dari Karomah kewalian beliau. Konon kemudahan dalam
berda’wah dan mengajarkan ilmunya di Surabaya, beliau dapatkan setelah mampu
mengislamkan salah satu gubernur VOC di Surabaya wasilah berkah karomah
kewalian beliau, berawal dari kedatangan
seorang putri Gubernur VOC kepada beliau dan berkeluh kesah bahwa ia sangat
rindu sekali kepada ibunya yang di Netherland. kemudian Al Habib Syeh menyuruh
putri Gubernur VOC tersebut membuat surat dan Ia berjanji membantunya untuk
mengirim surat tersebut ke ibunya di Netherland, dengan rasa gembira maka sang
putri Gubernur membuat surat dan menyerahkannya kepada Habib Syeh, tidak lama
berselang dari waktu ia menyerahkan surat, Habib Syeh datang membawa surat
balasan dengan bahasa Netherland yang ditanda tangani oleh ibunda sang putri,
sang putri kagum campur tidak percaya, dalam hatinya berkecamuk penuh tanda
tanya dan terheran-heran, namun ia tak bisa mengingkari bahwa surat yang
diterimanya adalah betul-betul tulisan ibundanya. Beberapa bulan kemudian sang
Gubernur pulang ke Netherland beserta
putrinya dengan maksud menjemput istrinya ikut ke Surabaya, sesampainya mereka
berdua di Netherland justru sang Istri Gubernur marah sekali pada Suami dan
Anaknya karena telah menyuruh seseorang mengantar surat jauh-jauh dari tanah
Jawa ke Netherland. Semakin kagumlah keluarga tersebut kepada Al Habib Syeh,
dan dengan Ikhlas keluarga tersebut masuk Islam, setelah itu keluarga ini
banyak membantu serta memberikan fasilitas kemudahan bagi pengajaran ilmu dan
da’wah yang dilakukan Al Habib Syeh.
Disamping mengajarkan ilmu Agama seperti Ilmu Fiqih, Ilmu Tuhid, dan Ilmu Tasawwuf, (diterangkan dalam Kitab ‘Iqdul farid fi
Jawahiril Asanid karangan Syeh Yasin Al padany beliau termasuk
salah satu sanad Ilmu Fiqih dan Ilmu Hadits di Indonesia), selain itu beliau
juga menguasai dan bahkan menjadi Mursyid dari berbagai Aliran Thoriqoh seperti
Thoriqoh Qodiriyyah Wa Naqsyabandiyyah, Thoriqoh As Syadzaliyyah,
Thoriqoh As Sammaniyyah dan lain-lainnya bahkan beliau mengusai
Thoriqoh Mahabbaturrosul (sebuah amalan bacaan Sholawat yang bersifat husus dan dilaksanakan
bersama-sama serta tidak perlu Baiat ) beliau Al Habib Syeh sangat giat
menyebarkan Amalan bacaan sholawat ini kepada masyarakat dan santri – santriNya,
dengan lantunan lagu dan Syair yang
bersifat husus bersumber dari kitab Diwan Hadroh sambil dipadukan dengan iringan irama rebana yang oleh para santri dan
masyarakat kegiatan tersebut disebut dengan kegiatan Hadro-an.
Beliau meninggal dunia diusia 77 tepatnya pada
Bulan Syawwal Tahun 1289 H. atau Tahun 1888 M dan jasad beliau yang mulya
dikebumikan ditempat beliau mengajar yaitu Boto Putih. Kemudian sepeniggal
beliau, Amalan Bacaan Sholawat tersebut tetap dilaksanakan dan dilestarikan oleh
murid – muridNya, banyak murid beliau selain mengusai Ilmu Agama juga menguasai
Toriqoh Mahabbah Rosul dengan Hadroh Nya antara lain :
1.
Al Habib
Abdulloh Bin Muhammad Bafaqih beliau wafat di Boto Putih
2.
Al Habib Ling
Ba Nahsan beliau Wafat di Pegirian Surabaya.
3.
Al Habib Segaf
As Segaf Beliau Juga Wafat di Pegirian
Surabaya.
4.
KH.
Abdurrohman, beliau Lahir di Pegadangan Sidoarjo dan wafat Di Makkah Al
Mukarromah.
5.
Syekh Ubaidah,
beliau adalah salah satu Sanad Thoriqoh Qodiriyyah
wa Naqsyabandiyyah Al Habib Lutfi dengan urutan Habib Lutfi dari
Habib malik, dari Habib Ilyas, dari Syeh Ubaidah.
6.
Syeh Abd Aziz
bin Abd Somad Al Bimawi Nusa Tenggara Barat.
7.
Al Habib Umar
Bin Thoha Bin Yahya Sindang laut Indra Mayu Cirebon, beliau adalah Guru KH.
Sholeh darat Semarang dengan sanad dari KH Idris Losari dari Habib Umar Bin
Thoha bin Yahya.
8.
Syeh
Abdurrohman Al Baweani, Masyhurnya dari Madura namun sebenarnya dari Bawean
Gresik.
Dari Syeikh Abdurrohman Bawean inilah, Ilmu
dan Amalan Mahabbah Rosul dengan Hadrohnya terus lestari dan tetap ada sampai saat ini, beliau
dikaruniahi putra yaitu KH. Abdul Hadi yang juga mengusai Ilmu tersebut,
dikemudian hari beliau KH Abdul Hadi mendapatkan jodoh dari Pasuruan yang masih
Cucu Mbah Hasan Sanusi (Mbah Slaga) Bin Sa’ad Bin Syakaruddin Bin Habib Sholeh
Semendi Bin Sultan Hasanuddin Bin Syarif Hidayatulloh Cirebon yang lebih
Masyhur dengan sebutan Sunan Gunung jati. Dari perkawinan KH. Abdul Hadi Dan
Putri Pasuruan ini lahir seorang yang berilmu tinggi dibidang Agama (Faqih) dan juga mengusai Ilmu dan Amalan Mahabbah Rosul dengan Hadrohnya yaitu KH. ABDURROKHIM BIN
ABDUL HADI. Konon beliau KH Abdul hadi wafat di Makkah Al Mukarromah saat
beliau menunaikan Ibadah Haji dan dimakamkan disana.
0 komentar:
Post a Comment